Monday, June 9, 2014

Lima Sekawan edisi Pulau Ubin

Singapura. Apa yang ada dipikiran temen-temen ketika mendengar kata Singapura? Mall, kecil, metropolitan, disiplin, shopping dan teratur. Yups, Singapura memang dikenal sebagai surganya para Shopaholic, mall-mall berderetan menjulang tinggi seakan menggoda para turis untuk masuk dan berbelanja. Berbagai macam barang "ber-merk" dapat dijumpai dengan mudah di Singapura. Tapi ternyata, ada sisi lain Singapura yang baru saja saya jumpai, dan itu adalah pulau Ubin. Pulau Ubin adalah pulau milik Singapura yang terpisah dari pulau utama. Untuk sampai kesana, anda harus menyebrang menggunakan perahu kecil dari Changi Point. Disana, anda akan disuguhkan dengan pemandangan yang asri dan masih sangat tradisional.

Jadi, ceritanya aku, Ara, Husna dan Bimo sudah merencanakan jauh-jauh hari untuk jalan-jalan ke pulau ini. Setelah tertunda berkali-kali, akhirnya tanggal 8 Juni kemarin kami bisa juga mengunjungi pulau Ubin bareng sama Hendika, satu-satunya dari kami yang sudah pernah ke pulau Ubin, hehe. Kami janjian bertemu di Changi Point jam 11, tapi ternyata trio NTU (Bimo, Hendika, dan Husna) ngaret dan baru sampai jam setengah 12 lebih. Yassalaaaam, hahaha. Akhirnya kami makan siang dulu (recommended banget untuk makan siang di changi point, karena di Ubin susah menemukan tempat makan yang halal). Ada satu warung Indonesia yang jual berbagai macam ayam, harganya murah-meriah hanya 4 dollar, porsinya besar dan rasanya enak, ditambah lagi dengan nasi yang di cetak berbentuk hati, uuww so lovely :p

Foto pertama kami




Selesai makan kami langsung menuju pelabuhan, disana kami langsung antri untuk masuk ke kapal. Sistem disini, selama jumlah orang sudah memenuhi kapasitas kapal (12 orang) maka boleh langsung masuk ke kapal. Biaya naik ke kapal SGD 2.50 per orang, dan dibayar di tengah-tengah perjalanan. Untungnya cuacanya mendukung, meski sedikit panas, tapi masih lebih baik daripada hujan, karna kami tidak membawa ponco sama sekali. Karna pada dasarnya aku suka banget dengan air, pantai plus angin sepoi-sepoi, jadi aku pribadi sangat menikmati perjalanan di kapal :)

Lima sekawan di perahu, plus photo bomb :p

Kurang lebih 10 menit kami sampai di pulau Ubin dan disambut dengan gapura "Welcome to Pulau Ubin", otomatis para turis abal-abal ini langsung mupeng pengen foto, masalahnya tinggal, siapa yang mau memfotokan? Akhirnya Hendika berinisiatif buat minta tolong keluarga India buat motoin kita, in exchange, kita motoin mereka juga, hoho.

Welcome to Pulau Ubin

Selanjutnya, kami langsung menyewa sepeda, kami sewa yang biasa saja, 3 single, 1 tandem, dengan harga per orang SGD 6 untuk sewa seharian. Fantastik bukan? :) Dan.. perjalanan kami di pulau Ubin pun dimulai. Jeng jeng jeng. Sepanjang perjalanan kami serasa bukan di Singapura, tapi di Jawa (kebetulan semuanya orang Jawa Tengah, Husna dari Magelang, Bimo dari Jogja, dan Hendika dari Karanganyar). Jadi teringat dulu waktu SMP pas gowes bareng anak-anak paskibra ke Muncul, melewati hutan salak dan sawah, dan dodolnya kami sepedaan pas puasa. Hayah, malah jadi nostalgia gini, oke, kembali ke pulau Ubin.





Pemberhentian pertama kami adalah laut berpagar, haha. Disana kami istirahat sebentar, setelah melewati trek primitif pilihan Husna :p Perjalanan berlanjut, dan treknya juga semakin menantang, terutama untuk Hendika dan Ara yang naik sepeda tandem. Karna jalanan cukup menanjak, mereka berdua terpaksa turun dari sepeda dan mendorongnya. Cemungudh eaa kakak! XD
Di sebelah laut berpagar :p


Pemberhentian kedua kami adalah pulau ubin tree trail, pohon yang besar dan menjulang tinggi. Kami pun istirahat beberapa menit disana, ngobrol-ngobrol, foto, mengisi energi untuk kemudian melanjutkan perjalanan.

Pohon Besar :D


Akhirnya kami sampai di Check Jawa dan menemukan BABI HUTAN, yang dicari-cari sejak awal perjalanan, hahaha. Kami mengandalkan our master of selfie, Ara, untuk foto bareng dengan babi hutan, yang ternyata sangat tidak gampang. Kami harus muter-muter ngikutin kemana babi hutan itu berjalan, sampai akhirnya bisa mengambil foto dengan babi hutan tepat di tengahnya :D yeayy.


Pertama masuk Check Jawa kami disambut oleh rumah peristirahatan yang kami gunakan untuk shalat juga. Disitu kami bertemu dengan keluarga India yang pertama kali fotoin kita di gapura. Anaknya super lucu, dan momen paling epic adalah saat dia menyebut nama Bimo dengan suara ala kartun (entah kartun apa, dan itu agak tidak terdeskripsikan hehe), kocak abis dan cute overload! Karna mager, kita akhirnya main kartu dengan iming-iming mendapatkan roti untuk yang menang (berhubung rotinya cuma 4, maka yang kalah nggak dapet jatah roti). Bermacam-macam jenis permainan kami mainkan, mulai dari malingan, 7up, cepek, dan empat satu.

Foto di perapian

Pak guru Bimo menerangkan tentang pulau Kodok

Murid yang setia mendengarkan








Kelar main, kami melanjutkan perjalanan menuju ke tower. Disana, kami bisa melihat pulau Ubin hampir secara keseluruhan. Lucunya, kami bertemu lagi dengan keluarga india fansnya Bimo :D Tapi anaknya yang lucu waktu itu lagi nangis, entah kenapa ya itu, lupa hehhe. Turun dari tower, kita melanjutkan perjalanan, tadinya pengen langsung balik, karna waktu sudah mepet juga (saat itu jam setengah 5 dan kapal terakhir beroprasi jam 5). Tapi ternyata di tengah jalan kami melewati blue lake yang dicari-cari Ara sejak awal, akhirnya kami berhenti dan foto-foto dulu. Kali ini jatah tandem ada di aku dan Husna, Husna di depan dan aku di belakang. Sebagai pemegang kendali, Husna ngebut parah, brutal abis hahaha, sepatuku sampai lepas dua kali, dan akhirnya aku cuma pakai kaos kaki agar tidak menghambat laju perjalanan XD









Finally, kita sampai di tempat peminjaman sepeda. Setelah mengembalikan sepeda, kami foto lagi di gapura dan kemudian langsung menuju Changi Point menggunakan kapal. Di kapal wajah-wajah loyo sudah bertebaran, haha. But, I must admit that today's super fun!









Sampai di Changi Point, kami makan dulu, kemudian sholat ashar. Karna tidak menemukan mushola dan masjidnya cukup jauh dari lokasi kita sekarang, maka kami putuskan untuk sholat di tempat yang cukup sepi dan bersih. Wah hari ini sangat melelahkan, tapi seru abis. Aku dan Ara tidur sepanjang perjalanan pulang, untungnya kami sampai rumah tepat waktu, karna aku ada jadwal untuk twitalk di @brightbride_id :)



Pengajian abal-abal :p

Cemilan 

Keuangan Remaja

Halo semuanya, udah lama nih enes nggak nulis artikel >.< Anyway, aku mau ngucapin selamat buat temen-temen yang udah lulus SMA, yeay! Maaf ya telat ngucapinnya men temen. Anyway lagi, Congratz that you show us that you can beat that damn difficult UN, you should be able to tackle other difficulties then, hohoho.

Anyway, because y'all gonna enter a new and more challenging phase in your life, which is going to the university and most of you will live by yourself, so I decided to share how to manage your own finances :)

Mengatur keuangan bukanlah perkara yang mudah, terutama bagi remaja. Entah sudah berapa banyak saya mendapat keluhan dari teman-teman remaja bahwa mereka sering tidak bisa menabung, boro-boro menabung, uang saku saja sering kurang, bahkan sebelum akhir bulan sudah habis. Mungkin itu juga penyebab para orang tua memberikan jatah uang saku kepada anaknya dalam periode mingguan bahkan harian. Padahal, ketika anak memasuki masa SMP, lebih baik untuk mereka mendapat jatah uang saku secara bulanan, dengan catatan sudah dibekali cara-cara mengatur keuangan terlebih dahulu. Untuk temen-temen SMA yang udah mau kuliah, mau tidak mau temen-temen sudah harus bisa mengatur keuangan sendiri agar tidak kelabakan. 

1. Buatlah rekening temen-temen sendiri

Temen-temen yang belum punya rekening sendiri, saya sarankan untuk segera buat. Sedangkan untuk yang sudah punya, tapi cuman dianggurin begitu aja, sekaranglah saatnya untuk temen-temen memaksimalkan akun rekening tersebut.

Belajarlah untuk membiasakan diri menabung, masukkan tabungan ke dalam rekening dan jangan di utak-atik. Ada baiknya rekening untuk uang saku dan untuk tabungan dipisah agar tidak tercampur dan membingungkan. Jumlah tabungan minimal 10-20% dari total uang saku, usahakan jangan kurang, dan menabunglah secara disiplin. Bisa juga mencoba metode double digit, tabungan sekarang harus dua kali dari tabungan kemarin, tabungan bulan depan harus dua kali tabungan bulan ini. Contohnya, jika bulan ini anda menabung Rp 10,000, maka bulan depan anda harus menabung Rp 20,000, dst. ketika sudah mencapai batas maksimal yang bisa teman-teman tabung, maka kembali lagi ke tabungan terendah.

Dulu ada teman saya yang menabung dengan cara seperti ini, dan hasilnya, beliau bisa berkorban 1 ekor kambing untuk idul Adha, dari yang tadinya hanya menyumbang beberapa ratus ribu saja. Cara ini boleh dicoba, tapi tetap dengan syarat, konsisten dan disiplin.

2. Uang saku bulanan

Mintalah kepada orang tua untuk diberikan jatah uang saku secara bulanan, atau untuk yang sudah kuliah usahakan semua pengeluaran bulanan di handle sendiri. Mengapa begitu? Karena dengan memiliki jatah bulanan, kita bisa melakukan budgeting dengan lebih baik. Dengan menerima uang saku bulanan, memudahkan kita untuk mengatur pos-pos pengeluaran.

Untuk yang sudah kuliah, please take note of this, do not ever beg your parents for money! Kalau pulang ke rumah, please, kabar baik aja yang dibawa, ke rumah ya cuman untuk kangen-kangenan sama orang tua. Sadarilah bahwa orang tua kita sudah punya cukup banyak hal yang dipikirkan tanpa perlu kita tambah dengan masalah keuangan kita.

Terus gimana dong kalau uangnya kurang? Ada dua saran saya disini, pertama, list pengeluaran temen-temen selama sebulan, serinci mungkin ya, sampai uang parkir atau jajan cimol juga dimasukin :) Dari list tersebut, teman-teman bisa memberikan proposal ke orang tua, berapa sebenarnya yang dibutuhkan selama sebulan. Ini yang sudah saya lakukan sejak pertama kali datang ke Singapura. Setiap ada perubahan pengeluaran saya selalu laporkan kepada pimpinan funders (a.k.a bapak hehehe).

Atau temen-temen bisa coba cara kedua, KERJA. Yups, ambil kerja part-time atau berdagang. Banyak sekali manfaat yang bisa didapat dari bekerja, pertama, temen-temen pasti akan lebih menghargai uang. Dengan bekerja kita juga jadi bisa mengatur waktu, belajar berinteraksi dengan banyak orang, dan yang paling penting menurut saya adalah momen-momen ketika kita memberikan uang hasil kerja ke orangtua.

Saya masih ingat lebaran kemarin, ketika dollar sedang naik, uang saya dan adik hanya cukup untuk membayar kos-kosan. Bapak sudah menawarkan untuk menukar dollar lagi, namun saya menolak dengan alasan lebih baik menunggu saat dollar turun. Untungnya saat itu saya sedang libur, sehingga jatah transportasi ke kampus jadi berkurang, dan saya punya banyak waktu untuk kerja part-time. Saya kerja hampir tiap hari, dan Alhamdulillah cukup untuk membiayai saya dan adik sampai dollar turun :) Plus, saya bisa memberikan uang hasil kerja ke ibu, saya masih ingat momen-momen ibu membuka boneka celengan kodok yang ternyata berisi uang, momen yang tak tergantikan.

3. Jangan gunakan kartu kredit

Saat kita sudah hidup sendiri, biasanya kita akan mendapatkan kartu kredit, entah itu satu paket dengan rekening tabungan kita, atau kartu kredit yang diberikan oleh orang tua. Saran saya, sebisa mungkin jangan digunakan. Jika terpaksa menggunakan kartu kredit, usahakan jumlah yang anda pinjam dapat dilunasi di akhir bulan, sehingga tidak temen-temen tidak perlu membayar bunga dari bank. Kartu kredit juga boleh digunakan untuk membeli barang-barang dagangan, dengan catatan keuntungan melebihi bunga bank atau biaya yang dikenakan oleh bank.

4. Berikan hadiah untuk dirimu

Saya paham awalnya memang susah untuk menerapkan pengaturan keuangan, tapi nanti lama-lama terbiasa kok :) Ditambah lagi, dengan mahir mengatur keuangan, insyaa Allah akan memudahkan hidup kita. Untuk menyemangati diri sendiri, ada baiknya temen-temen memberi hadiah untuk diri sendiri. Misalkan temen-temen bisa menjaga pengeluaran sesuai budget atau malah dibawah budget, maka temen-temen boleh beli satu barang yang diinginkan. Pengeluaran untuk hadiah bisa diambil dari uang tabungan atau profit dari berdagang, tapi ingat, hadiahnya harus on budget juga, jangan terlalu mahal.

Sekian tips dari saya, selamat menempuh hidup baru kawan :D

Sunday, May 4, 2014

Mempersiapkan Pensiun Dini

Di artikel sebelumnya, saya sudah membahas sedikit tentang pentingnya mempersiapkan pensiun sedini mungkin. Nah, kali ini saya ingin membahas persiapan-persiapan yang harus dilakukan sebelum memutuskan untuk pensiun dini.

Menurut pak Eko P. Pratomo, idealnya kita mempersiapkan pensiun sejak pertama kali menerima gaji pertama, dengan menabung/menyisihkan persentase terentu dari gaji/penghasilan secara rutin untuk diinvestasikan. Jika tidak sanggup sejak pertama kali bekerja, paling tidak persiapkan pensiun dalam rentang waktu kurang lebih 20 tahun. Kenapa begitu lama? Karena banyak sekali hal yang harus disiapkan, tidak hanya secara finansial, tapi juga mental dan juga membangun "expertise" untuk tetap produktif dan terus mampu berkegiatan setelah pensiun.

Pensiun dini adalah ketika seseorang memutuskan untuk pensiun lebih awal dari umur pensiun rata-rata (sekitar 55-65 tahun, tergantung dari profesinya). Para pelaku pensiun dini biasanya masih aktif berkegiatan, namun tujuannya sudah bukan lagi untuk uang. Atau bisa juga pelaku pensiun dini memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan membuka sebuah bisnis atau berkegiatan sesuai passion masing-masing.

Pensiun dini dapat dikatakan seperti pedang bermata dua, ia dapat menjadi baik untuk mereka yang sudah mempersiapkan segalanya dengan matang dan menjadi buruk untuk mereka yang tidak siap. Ada beberapa situasi yang terjadi pada pelaku pensiun dini, yaitu mereka yang memang mengundurkan diri berdasarkan keinginannya sendiri dan mereka yang "terpaksa" mengundurkan diri karena perusahaannya melakukan peremajaan atau pemangkasan SDM. Biasanya, mereka yang "terpaksa" untuk pensiun dini tersebut menjadi tidak siap, uang pesangon yang jumlahnya cukup besar (biasanya lebih banyak dari yang pensiun normal) pun tetap memberikan rasa khawatir. Di lain kondisi ada beberapa orang yang sudah mempersiapkan untuk pensiun dini, namun mendapati bahwa keadaan di lapangan jauh berbeda dengan bayangannya. Inilah mengapa, penting sekali untuk mencari info-info yang diperlukan agar tidak terkaget-kaget setelah pensiun.

Penting juga untuk mempersiapkan kegiatan-kegiatan yang produktif setelah pensiun, baik yang pensiun dini maupun yang pensiun normal. Bagi mereka yang pensiun normal, kegiatan-kegiatan tersebut dapat membantu mencegah munculnya penyakit post-power syndrome. Bagi yang pensiun dini, kegiatan produktif dibutuhkan karena sesungguhnya pelaku pensiun dini masih dalam umur-umur produktif yang sangat sayang jika tidak dimaksimalkan. Untuk jenis-jenis kegiatannya mungkin bisa kita bahas di artikel selanjutnya :)

Ada beberapa tips dalam berinvestasi untuk pensiun. Pertama, berinvestasilah 10-30% dari pendapatan (diluar tabungan dan membayar hutang), mulailah untuk disiplin berinvestasi sejak pertama kali bekerja. Contohnya, Mark, pensiunan guru dari Seattle. Ia menginvestasikan 20% gajinya melalui reksadana sejak awal bekerja, untuk pensiun. Di umur 60 tahun  ia dapat liburan bersama istrinya ke Bali dan ke tempat-tempat lain yang mereka sukai. Ia mengatakan bahwa temannya yang menginvestasikan hanya 5-10% saja untuk pensiun rata-rata hanya bisa menutup pengeluaran bulanan mereka, namun tidak dapat benar-benar menikmati masa pensiunnya. Tapi, kembali lagi, setiap orang menginginkan kondisi kehidupan setelah pensiun yang berbeda-beda. Tentukan dulu keinginan anda, kemudian hitung anggaran dan jumlah investasi yang diperlukan mulai dari sekarang, seperti yang sudah di paparkan di artikel sebelumnya.

Setelah biaya untuk pensiun ditentukan, rencanakan dengan baik untuk jenis investasinya. Hati-hati, jangan mudah tergiur dengan tawaran investasi yang tidak masuk akal, seperti dapat menghasilkan keuntungan tinggi dalam waktu singkat dengan resiko yang kecil. Biasanya investasi-investasi tersebut adalah ponzi scheme atau penipuan. Lebih baik teliti betul-betul tempat anda meletakkan investasi, daripada kehilangan masa pensiun idaman anda.

Jangan lupa mengkomunikasikan keinginan anda untuk pensiun dini dengan pasangan atau keluarga. Selain agar anda mendapat dukungan dari mereka, mungkin juga ada beberapa perubahan yang harus dilakukan bersama, misalkan pemotongan anggaran rumah tangga yang mengharuskan gaya hidup untuk berubah. Ada baiknya memang membiasakan untuk hidup sederhana dari awal, agar semakin banyak dana yang dapat dialokasikan untuk investasi, baik investasi dunia maupun akhirat. Kalau kata pak Ahmad Ghozali, menjadi kaya itu penting, namun yang tidak penting adalah menunjukkan apda orang lain bahwa kita kaya.

Terakhir, ubahlah mindset anda dari karyawan menjadi usahawan, jika anda ingin melanjutkan berbisnis setelah pensiun dini. Investasikan waktu juga untuk melihat info-info dan tren bisnis terkini. Jangan lupa juga untuk mempersiapkan pendapatan pasif. Dengan meningkatnya jumlah mahasiswa dan semakin naiknya harga sewa kamar kos, menyewakan kos-kosan bisa menjadi alternatif yang bagus untuk pendapatan pasif.

Jangan ragu untuk mengambil keputusan, baik pensiun dini ataupun pensiun normal, baik menjadi karyawan maupun menjadi usahawan. Semua pilihan adalah baik, pilihlah yang dapat membuat anda bahagia :)

(Calon) family financial planner

Enes Kusuma

Sunday, April 27, 2014

Persiapan Pensiun itu Penting!

            "Pensiun," sebuah kata yang rasanya tidak mungkin terpikirkan oleh kita para remaja. Jangankan remaja, kakak-kakak yang sudah berumur 20-30 tahunan saja terkadang masih belum memikirkannya. Hal itu terjadi karena kata "pensiun" sering dikaitkan erat dengan kata "tua." Di Indonesia sendiri, seseorang akan mulai memasuki masa pensiun rata-rata pada umur 55-65 tahun. Selain yang pensiun karena sudah masanya, ada juga istilah "pensiun dini" yang para pelakunya masih tetap aktif menjalankan berbagai kegiatan, namun tujuannya sudah bukan karena uang lagi. Kegiatan yang dilakukan biasanya bisa untuk menikmati hidup, mengabdi pada sesama (seperti mengikuti kegiatan sosial), fokus untuk ibadah, dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat menambah kualitas hidup seseorang. Pensiun dini biasanya dilakukan oleh mereka yang telah mencapai tahap "kemerdekaan finansial," atau suatu kondisi dimana seseorang sudah terbebas dari masalah keuangan. Keadaan lainnya adalah ketika seseorang memutuskan untuk berhenti bekerja menjadi pegawai dan beralih profesi mengerjakan sesuatu yang menjadi passionnya (dan tetap menghasilkan uang).
            Usia pensiun saja masih jauh, kenapa kita harus repot memikirkannya dari sekarang? Eh, jangan salah guys, di era yang serba canggih seperti sekarang ini, kita harus bepikir selangkah lebih maju dari yang lain. Seperti kata pepatah, bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian, lebih baik kita pusing memikirkan tentang pensiun sekarang, ketimbang nanti sudah mepet, atau malah sudah terlanjur pensiun, kita baru sadar bahwa dana yang kita punya kurang dari yang kita butuhkan.
            Eyalah, Nes.. Nes.. kerja aja belum kok sudah pusing memikirkan pensiun? Temen-temen, masa pensiun itu pasti akan dialami oleh setiap orang, lebih baik jika kita kelak bisa menghadapinya dalam keadaan siap kan? Siapa tahu kita juga bisa membantu orang dewasa di sekitar kita agar ikut bersiap untuk menyongsong masa pensiun idaman. Tenang saja, rejeki sudah diatur semua oleh Allah swt, tugas kita di dunia hanya berikhtiar semaksimal mungkin untuk mendapatkannya.
            Untuk mendapatkan masa pensiun yang diidamkan, seseorang harus mulai melatih pola hidup mereka. Karena pola hidup di masa sekarang akan berimbas ke masa pensiun kelak, jadi sedini mungkin kita sudah harus terbiasa menyisihkan dana untuk ditabung. Usahakan dana tabungan terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Selain ditabung, dana tersebut bisa juga diinvestasikan ke pasar modal seperti di masukkan ke reksadana, saham, atau bahkan kita gunakan untuk berdagang.
            Selain melatih pola hidup, kita juga harus memperkirakan, apa saja sih yang akan kita butuhkan di masa pensiun kelak. Disamping hal-hal yang wajib seperti tagihan listrik, air, dan telepon, pajak, dan kebutuhan dapur, mungkin ingin dianggarkan dana untuk aktifitas hobi, merenovasi rumah, atau shopping. Coba cari tahu melalui papa atau mama tentang seberapa besar biaya-biaya tersebut biasanya, kemudian masukkan semua kedalam list. Jangan lupa, dengan adanya inflasi, maka biaya-biaya tersebut akan semakin besar angkanya di saat kita pensiun kelak. Data terakhir dari Bank Indonesia, inflasi di Indonesia pada bulan Maret 2014 mencapai 7.32%.
            Nah sekarang temen-temen sudah punya angka pengeluaran bulanannya, kemudian kalikan 12 agar menjadi dana pengeluaran tahunan, baru terakhir dikalikan dengan biaya inflasi, maka akan didapatkan besaran angka dana pensiun kita kelak. Memang, semakin lama jarak masa pensiun dengan masa kita sekarang, maka akan semakin besar angkanya. Tapi coba kita perhatikan baik-baik, ketika kita turunkan menjadi dana yang harus kita tabung per-bulannya dari sekarang, maka angkanya jadi semakin sedikit.
            Nah, setelah kita paham pentingnya merencanakan dana pensiun, yuk jangan diabaikan lagi. Persiapkan sebaik-baiknya hingga kita yakin bahwa kelak kita dapat menyambutnya dengan senyuman. Siapa tahu ada yang berencana seperti saya yang ingin mempunyai usaha sendiri dan kelak bisa pensiun di usia muda, yuk di share di kolom komentar!
            ( calon) Family Financial Planner,

Enes Kusuma

http://bit.ly/BNI_Simponi

Sunday, April 20, 2014

Basic Finance -Twitter-

Mumpung masih awal bulan nih tweeps, aku mau berbagi tips buat ngatur keuangan bulanan :)

Sedikit cerita nih, cita-cita saya mau jadi family financial planner, sejalan dengan jurusan saya, #finance

Rata-rata nih, orang Indonesia itu diajarkan untuk mencari (atau meminta?) uang, namun jarang diajarkan mengelolanya #finance

Itulah kenapa banyak orang Indonesia sering kelabakan di tanggal2 tua #finance

Sebaiknya, mengelola keuangan diajarkan sedini mungkin, Alhamdulillah ibu @septipw ngajarin saya dari SD ☺️ meskipun sering salah2 #finance

Okay, langsung aja ke prakteknya nih, pertama-tama kita harus bikin budgeting dulu, berapa pemasukanny dan apa saja pengeluaranny #finance

Ingat, dalam menyusun pengeluaran, dahulukan kebutuhan bukan keinginan #finance

Kebutuhan itu sesuatu yang tidak dapat digantikan (sandang, pangan, papan) #finance

Sedangkan keinginan itu biasanya terhubung dengan kenyamanan #finance

Kembali ke budgeting, untuk yang muslim, pertama sisihkan dulu zakat setelah menerima pendapatan #finance

Kemudian, pemasukan dikurangi tabungan dulu baru dapat pengeluaran. Bukan malah sebaliknya, tabungannya yg terakhir #finance

Kemudian, ketika kamu udah dpt uangnya (gaji, uang saku, dll) kamu bisa lgsg kelompokkan dlm amplop2 #basic #finance 




Nah sekarang uang kamu aman dalam amplop-amplop tersebut, stick with it and you will be safe hehehe #finance

Sekian dulu tentang #basic #finance nya, besok saya tambah lagi ilmunya insya Allah, sedikit2 yg penting dijalankan :) semoga bermanfaat

Thursday, April 10, 2014

Surat Cinta untuk Ayah

Dear Ayah,

Surat cinta ini kubuat untuk mengungkapkan perasaanku untuk Ayah yang terkadang tak dapat kusampaikan secara langsung. Kuingin Ayah tahu apapun yang terjadi, aku akan selalu mencintai Ayah.

Ayah, maafkan aku jika aku tidak bisa menjadi seperti yang kau harapkan, tapi aku berjanji untuk terus menjadi yang terbaik dimatamu.

Ayah, maafkan bila aku tak sekuat yang kau bayangkan, karna sesungguhnya aku masih berusaha dan belajar untuk mendaki gunung kehidupan ini. Aku masih berusaha mengejar jejak Ayah yang sudah jauh di atasku. Ayah, maafkan aku jika aku menangis, itu karna aku membutuhkanmu untuk menggenggam tanganku dan membantuku menapaki jalan pendakianku. Jangan marahi aku, karna sesungguhnya rapuhnya aku adalah pertanda bahwa aku masih membutuhkanmu untuk mendekapku dan menguatkanku.

Ayah, maafkan aku jika terkadang aku terlihat kesal dengan sikapmu, sungguh aku tidak bermaksud untuk menampakkan ekspresi itu. Maafkan aku Ayah. Beri aku waktu untuk mencerna makna tersirat yang kau berikan, jangan melihatku dengan tatapan kecewa.

Ayah, sesungguhnya aku takut akan amarahmu, tak pernah aku menginginkan untuk dibenci olehmu, namun aku hanyalah manusia biasa yang memiliki banyak kesalahan. Kumohon kau bersedia memaafkanku ayah.

Ayah, surat ini tidak kubuat untuk meminta belas kasihanmu, tidak Ayah, bukan untuk itu. Surat ini kubuat untuk menunjukkan rasa sayangku padamu, surat ini kubuat untuk permohonan maafku padamu. Maafkan aku Ayah.

Ayah, kau adalah pelatih terbaikku, yang melatihku untuk menghadapi kejamnya dunia ini. Yang mengajariku untuk berpikir skeptik, yang mengajariku untuk terus menuntut ilmu, yang mengajariku untuk tidak takut ketika seluruh dunia membenciku selama Allah dan RasulNya tidak, terimakasih ayah.

Ayah, aku masih ingat ketika itu aku yang masih SD menangis setelah Ayah marahi, kemudian Ayah datang dengan membawa bola tenis. Ayah lemparkan bola itu ke bantal dan bola itu tidak melambung. Lalu Ayah lemparkan bola itu ke lantai dan ia melambung tinggi. Kemudian Ayah katakan padaku, "mbak itu seperti bola tenis ini, jika ingin melambung ya tidak bisa berlandaskan bantal yang empuk, mau tidak mau harus mendapatkan hantaman dari lantai yang keras."

Ayah perlu kau tahu dibalik tangisanku, dibalik raut wajah cemberutku, sesungguhnya aku sadar bahwa kau mencintaiku dengan caramu sendiri. Aku sadar bahwa kau menginginkanku untuk menjadi kuat. Ayah... menangis bukan berarti lemah, hanya saja ada saat-saat dimana seseorang membutuhkannya untuk melepaskan sejenak beban di pundaknya, termasuk aku, Ayah. Termasuk Ibu juga. Mungkin Ayah juga begitu? Aku tak pernah tahu.

Jangan kau anggap tangisku pertanda lemahnya diriku, Ayah. Dalam diriku aku tetap tidak menyerah untuk mendaki, meskipun berbagai pengorbanan harus kulakukan untuk mengejarmu yang sudah jauh di depanku.

Ayah, aku mengerti kau akan mendidikku dengan caramu sendiri. Aku paham. Terkadang kau menuntunku untuk melalui jalur keras yang dulu pernah kau tapaki, ayah. Mungkin aku akan sedikit tersengal-sengal melewatinya, kumohon kau bersabar. Dan tetaplah mendukungku, kumohon jangan kau jatuhkan aku. Tuntun aku selangkah demi selangkah, jangan kau paksa aku untuk langsung berlari.

Ayah, jika ada yang tak kau suka dariku, katakan saja terus terang, dan beri tahu aku apa yang seharusnya kulakukan. Ayah tahu, Ayah bisa bercerita apapun padaku, Ayah tidak sendiri, Ayah punya aku, ibu, dan adik-adik. Ayah tidak harus menanggung semuanya sendirian, tidak apa-apa Ayah menangis, tak ada yang memaksa Ayah untuk terus tegar. Andai aku ada disana, aku akan langsung memeluk Ayah. 

Ayah, aku kangen. Aku kangen dipeluk Ayah setelah dimarahi, rasanya sudah lama hal itu tidak kudapatkan. Maukah kau berjanji untuk memelukku setiap habis memarahiku? Dengan begitu, aku tidak akan merasa benci padamu, aku tidak mau membenci Ayah, aku sayang Ayah.

Ayah, apapun masalahnya, berjanjilah padaku bahwa kita akan menghadapinya bersama-sama. I love you Ayah :)

Ayah, tak akan ada habisnya jika terus kulanjutkan surat cintaku ini, karna banyak sekali yang ingin kukatakan padamu. Mungkin saat ini cukup sampai disini Ayah. Terimakasih dan Maaf dariku, putrimu yang masih belajar untuk memaknai hidup. Aku sayang padamu, Ayahku









Tuesday, April 8, 2014

Hai kamu...

Hai kamu, iya kamu yang ada dalam diriku, terkadang aku tidak mengenalimu. Siapa kamu sebenarnya? Tahukah kamu, ketika aku berbeda pendapat denganmu hatiku sakit sekali, batinku menangis, dan aku tetap tidak mengerti akan mengalir kemana konflik ini. Pikiranku tak lagi ku mengerti, jiwaku tak lagi setegar biasanya, butuh beberapa menit bahkan beberapa hari untuk meluruskan kembali benang-benang kusut dalam diriku.

Hai kamu, sungguh aku tak ingin peperangan ini terjadi, lebih baik aku dibenci seluruh dunia tapi tak dibenci olehmu. Iya, kamu, sisi lain dari diriku. Inikah yang biasa disebut oleh setiap orang sebagai peperangan batin? Sungguh rasanya sangat sakit dan tidak enak. Mempertanyakan pemikiran yang telah kita miliki selama ini, meragukan keputusan yang baru saja diambil.

Hai kamu, bolehkah ku teteskan air mata ini sejenak saja? Untuk melepas beban berat yang ada di pundakku. Untuk sebentar saja merasakan kedamaian di atas segala kericuhan di dunia ini. Bolehkah?

Hai kamu, kukira aku akan baik-baik saja, selama ini kita sudah sering membahas tentang hal ini kan? Betapa kita akan mengikhlaskan apapun takdir yang ditentukanNya, bahwa apapun yang terjadi kita akan tetap baik-baik saja. Tapi mengapa pada akhirnya hatiku sakit, kenapa aku jadi lemah? Kenapa? Bisakah kau jelaskan padaku, wahai kamu sisi lain dariku?

Hai kamu, peluklah diriku sebentar saja, katakan kepadaku bahwa aku adalah wanita yang tegar. Bantu aku berdiri, bantu aku untuk menjadi kuat kembali seperti biasa. Karna aku tahu kamu masih tetap berpegang pada prinsip kita dulu, meskipun terkadang aku lemah, aku tahu akan selalu ada kamu yang menguatkanku.

Hai kamu, maafkanlah aku, biarkan aku menuangkan segala keluh kesahku sebentar saja, hanya untuk saat ini saja. Agar pikiranku tak lagi kusut dan aku bisa lebih fokus dengan berbagai macam tujuan yang telah kita tentukan bersama.

Hai kamu, terimakasih ya. Terimakasih telah menguatkanku, untuk kembali menantang kerasnya dunia. Sekarang kita sudah bisa kembali berjalan di jalur yang sama, sekarang tak ada lagi hati yang bingung, semua sudah selesai. Terimakasih karna kamu telah mendengarkanku dengan seksama. Terimakasih kamu, sisi lain diriku. Meskipun aku terkadang tak mengenalimu, tapi aku tahu bahwa kamu akan selalu ada di sisiku, sepanjang apapun jalan yang kita tempuh kau kan terus genggam erat diriku, sehingga tidak terlepas dari jalur kehidupanku.