Sunday, May 4, 2014

Mempersiapkan Pensiun Dini

Di artikel sebelumnya, saya sudah membahas sedikit tentang pentingnya mempersiapkan pensiun sedini mungkin. Nah, kali ini saya ingin membahas persiapan-persiapan yang harus dilakukan sebelum memutuskan untuk pensiun dini.

Menurut pak Eko P. Pratomo, idealnya kita mempersiapkan pensiun sejak pertama kali menerima gaji pertama, dengan menabung/menyisihkan persentase terentu dari gaji/penghasilan secara rutin untuk diinvestasikan. Jika tidak sanggup sejak pertama kali bekerja, paling tidak persiapkan pensiun dalam rentang waktu kurang lebih 20 tahun. Kenapa begitu lama? Karena banyak sekali hal yang harus disiapkan, tidak hanya secara finansial, tapi juga mental dan juga membangun "expertise" untuk tetap produktif dan terus mampu berkegiatan setelah pensiun.

Pensiun dini adalah ketika seseorang memutuskan untuk pensiun lebih awal dari umur pensiun rata-rata (sekitar 55-65 tahun, tergantung dari profesinya). Para pelaku pensiun dini biasanya masih aktif berkegiatan, namun tujuannya sudah bukan lagi untuk uang. Atau bisa juga pelaku pensiun dini memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan membuka sebuah bisnis atau berkegiatan sesuai passion masing-masing.

Pensiun dini dapat dikatakan seperti pedang bermata dua, ia dapat menjadi baik untuk mereka yang sudah mempersiapkan segalanya dengan matang dan menjadi buruk untuk mereka yang tidak siap. Ada beberapa situasi yang terjadi pada pelaku pensiun dini, yaitu mereka yang memang mengundurkan diri berdasarkan keinginannya sendiri dan mereka yang "terpaksa" mengundurkan diri karena perusahaannya melakukan peremajaan atau pemangkasan SDM. Biasanya, mereka yang "terpaksa" untuk pensiun dini tersebut menjadi tidak siap, uang pesangon yang jumlahnya cukup besar (biasanya lebih banyak dari yang pensiun normal) pun tetap memberikan rasa khawatir. Di lain kondisi ada beberapa orang yang sudah mempersiapkan untuk pensiun dini, namun mendapati bahwa keadaan di lapangan jauh berbeda dengan bayangannya. Inilah mengapa, penting sekali untuk mencari info-info yang diperlukan agar tidak terkaget-kaget setelah pensiun.

Penting juga untuk mempersiapkan kegiatan-kegiatan yang produktif setelah pensiun, baik yang pensiun dini maupun yang pensiun normal. Bagi mereka yang pensiun normal, kegiatan-kegiatan tersebut dapat membantu mencegah munculnya penyakit post-power syndrome. Bagi yang pensiun dini, kegiatan produktif dibutuhkan karena sesungguhnya pelaku pensiun dini masih dalam umur-umur produktif yang sangat sayang jika tidak dimaksimalkan. Untuk jenis-jenis kegiatannya mungkin bisa kita bahas di artikel selanjutnya :)

Ada beberapa tips dalam berinvestasi untuk pensiun. Pertama, berinvestasilah 10-30% dari pendapatan (diluar tabungan dan membayar hutang), mulailah untuk disiplin berinvestasi sejak pertama kali bekerja. Contohnya, Mark, pensiunan guru dari Seattle. Ia menginvestasikan 20% gajinya melalui reksadana sejak awal bekerja, untuk pensiun. Di umur 60 tahun  ia dapat liburan bersama istrinya ke Bali dan ke tempat-tempat lain yang mereka sukai. Ia mengatakan bahwa temannya yang menginvestasikan hanya 5-10% saja untuk pensiun rata-rata hanya bisa menutup pengeluaran bulanan mereka, namun tidak dapat benar-benar menikmati masa pensiunnya. Tapi, kembali lagi, setiap orang menginginkan kondisi kehidupan setelah pensiun yang berbeda-beda. Tentukan dulu keinginan anda, kemudian hitung anggaran dan jumlah investasi yang diperlukan mulai dari sekarang, seperti yang sudah di paparkan di artikel sebelumnya.

Setelah biaya untuk pensiun ditentukan, rencanakan dengan baik untuk jenis investasinya. Hati-hati, jangan mudah tergiur dengan tawaran investasi yang tidak masuk akal, seperti dapat menghasilkan keuntungan tinggi dalam waktu singkat dengan resiko yang kecil. Biasanya investasi-investasi tersebut adalah ponzi scheme atau penipuan. Lebih baik teliti betul-betul tempat anda meletakkan investasi, daripada kehilangan masa pensiun idaman anda.

Jangan lupa mengkomunikasikan keinginan anda untuk pensiun dini dengan pasangan atau keluarga. Selain agar anda mendapat dukungan dari mereka, mungkin juga ada beberapa perubahan yang harus dilakukan bersama, misalkan pemotongan anggaran rumah tangga yang mengharuskan gaya hidup untuk berubah. Ada baiknya memang membiasakan untuk hidup sederhana dari awal, agar semakin banyak dana yang dapat dialokasikan untuk investasi, baik investasi dunia maupun akhirat. Kalau kata pak Ahmad Ghozali, menjadi kaya itu penting, namun yang tidak penting adalah menunjukkan apda orang lain bahwa kita kaya.

Terakhir, ubahlah mindset anda dari karyawan menjadi usahawan, jika anda ingin melanjutkan berbisnis setelah pensiun dini. Investasikan waktu juga untuk melihat info-info dan tren bisnis terkini. Jangan lupa juga untuk mempersiapkan pendapatan pasif. Dengan meningkatnya jumlah mahasiswa dan semakin naiknya harga sewa kamar kos, menyewakan kos-kosan bisa menjadi alternatif yang bagus untuk pendapatan pasif.

Jangan ragu untuk mengambil keputusan, baik pensiun dini ataupun pensiun normal, baik menjadi karyawan maupun menjadi usahawan. Semua pilihan adalah baik, pilihlah yang dapat membuat anda bahagia :)

(Calon) family financial planner

Enes Kusuma