Di artikel sebelumnya, saya sudah membahas sedikit
tentang pentingnya mempersiapkan pensiun sedini mungkin. Nah, kali ini saya
ingin membahas persiapan-persiapan yang harus dilakukan sebelum memutuskan
untuk pensiun dini.
Menurut pak Eko P.
Pratomo, idealnya kita mempersiapkan pensiun sejak pertama kali menerima gaji
pertama, dengan menabung/menyisihkan persentase terentu dari gaji/penghasilan
secara rutin untuk diinvestasikan. Jika tidak sanggup sejak pertama kali
bekerja, paling tidak persiapkan pensiun dalam rentang waktu kurang lebih 20
tahun. Kenapa begitu lama? Karena banyak sekali hal yang harus disiapkan, tidak
hanya secara finansial, tapi juga mental dan juga membangun
"expertise" untuk tetap produktif dan terus mampu berkegiatan setelah
pensiun.
Pensiun dini adalah ketika seseorang memutuskan
untuk pensiun lebih awal dari umur pensiun rata-rata (sekitar 55-65 tahun,
tergantung dari profesinya). Para pelaku pensiun dini biasanya masih aktif
berkegiatan, namun tujuannya sudah bukan lagi untuk uang. Atau bisa juga pelaku
pensiun dini memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan membuka sebuah
bisnis atau berkegiatan sesuai passion masing-masing.
Pensiun dini dapat dikatakan seperti pedang bermata
dua, ia dapat menjadi baik untuk mereka yang sudah mempersiapkan segalanya
dengan matang dan menjadi buruk untuk mereka yang tidak siap. Ada beberapa
situasi yang terjadi pada pelaku pensiun dini, yaitu mereka yang memang
mengundurkan diri berdasarkan keinginannya sendiri dan mereka yang
"terpaksa" mengundurkan diri karena perusahaannya melakukan
peremajaan atau pemangkasan SDM. Biasanya, mereka yang "terpaksa"
untuk pensiun dini tersebut menjadi tidak siap, uang pesangon yang jumlahnya cukup
besar (biasanya lebih banyak dari yang pensiun normal) pun tetap memberikan
rasa khawatir. Di lain kondisi ada beberapa orang yang sudah mempersiapkan
untuk pensiun dini, namun mendapati bahwa keadaan di lapangan jauh berbeda
dengan bayangannya. Inilah mengapa, penting sekali untuk mencari info-info yang
diperlukan agar tidak terkaget-kaget setelah pensiun.
Penting juga untuk mempersiapkan kegiatan-kegiatan
yang produktif setelah pensiun, baik yang pensiun dini maupun yang pensiun
normal. Bagi mereka yang pensiun normal, kegiatan-kegiatan tersebut dapat
membantu mencegah munculnya penyakit post-power syndrome. Bagi yang pensiun
dini, kegiatan produktif dibutuhkan karena sesungguhnya pelaku pensiun dini
masih dalam umur-umur produktif yang sangat sayang jika tidak dimaksimalkan. Untuk
jenis-jenis kegiatannya mungkin bisa kita bahas di artikel selanjutnya :)
Ada beberapa tips dalam berinvestasi untuk pensiun. Pertama,
berinvestasilah 10-30% dari pendapatan (diluar tabungan dan membayar hutang),
mulailah untuk disiplin berinvestasi sejak pertama kali bekerja. Contohnya,
Mark, pensiunan guru dari Seattle. Ia menginvestasikan 20% gajinya melalui
reksadana sejak awal bekerja, untuk pensiun. Di umur 60 tahun ia dapat liburan bersama istrinya ke Bali dan
ke tempat-tempat lain yang mereka sukai. Ia mengatakan bahwa temannya yang
menginvestasikan hanya 5-10% saja untuk pensiun rata-rata hanya bisa menutup
pengeluaran bulanan mereka, namun tidak dapat benar-benar menikmati masa
pensiunnya. Tapi, kembali lagi, setiap orang menginginkan kondisi kehidupan
setelah pensiun yang berbeda-beda. Tentukan dulu keinginan anda, kemudian hitung
anggaran dan jumlah investasi yang diperlukan mulai dari sekarang, seperti yang
sudah di paparkan di artikel sebelumnya.
Setelah biaya untuk pensiun ditentukan, rencanakan
dengan baik untuk jenis investasinya. Hati-hati, jangan mudah tergiur dengan
tawaran investasi yang tidak masuk akal, seperti dapat menghasilkan keuntungan
tinggi dalam waktu singkat dengan resiko yang kecil. Biasanya investasi-investasi
tersebut adalah ponzi scheme atau penipuan. Lebih baik teliti betul-betul
tempat anda meletakkan investasi, daripada kehilangan masa pensiun idaman anda.
Jangan lupa mengkomunikasikan keinginan anda untuk
pensiun dini dengan pasangan atau keluarga. Selain agar anda mendapat dukungan
dari mereka, mungkin juga ada beberapa perubahan yang harus dilakukan bersama,
misalkan pemotongan anggaran rumah tangga yang mengharuskan gaya hidup untuk
berubah. Ada baiknya memang membiasakan untuk hidup sederhana dari awal, agar
semakin banyak dana yang dapat dialokasikan untuk investasi, baik investasi
dunia maupun akhirat. Kalau kata pak Ahmad Ghozali, menjadi kaya itu penting,
namun yang tidak penting adalah menunjukkan apda orang lain bahwa kita kaya.
Terakhir, ubahlah mindset anda dari karyawan menjadi
usahawan, jika anda ingin melanjutkan berbisnis setelah pensiun dini.
Investasikan waktu juga untuk melihat info-info dan tren bisnis terkini. Jangan
lupa juga untuk mempersiapkan pendapatan pasif. Dengan meningkatnya jumlah
mahasiswa dan semakin naiknya harga sewa kamar kos, menyewakan kos-kosan bisa
menjadi alternatif yang bagus untuk pendapatan pasif.
Jangan ragu untuk mengambil keputusan, baik pensiun
dini ataupun pensiun normal, baik menjadi karyawan maupun menjadi usahawan.
Semua pilihan adalah baik, pilihlah yang dapat membuat anda bahagia :)
(Calon) family financial planner
Enes Kusuma
No comments:
Post a Comment