Sebenernya banyak banget hutang reportase yang harus aku tulis di blog ini, tapi apalah daya waktu tidak mencukupi, jadi kucicil mulai dari yang paling fresh aja ya (bisi lupa euy nanti hehehe).
Minggu lalu, tepat tanggal 11 September akhirnya aku pulang juga ke Indonesia. Yaah sebenernya baru beberapa bulan yang lalu aku juga balik ke Indonesia, tapi liburan yang kali ini super duper beda dan bikin aku gak sabar buat pulang ke Indonesia :)
Perbedaan liburan ini dari yang lainnya diawali dengan kesibukanku mempersiapakan launching komunitas the Bright Bride yang insyaa Allah akan diadakan pada tanggal 26 Oktober 2014 di Jakarta. Malam sebelum keberangkatanku, aku masih harus melakukan interview untuk calon panitia launching, selain itu aku juga harus menyelesaikan buku perdanaku sekaligus job dadakan dari temen buat bikin artikel. Aku pun sukses hanya tidur 3 jam, tidak hanya itu, berat badanku juga turun 2kg (ampun, tambah underweight T^T).
Paginya, setelah sholat Subuh aku langsung packing kilat, karena aku masih harus ke kampus buat kelas terakhir yang membahas kisi-kisi ujian. Sepanjang jalan ke kampus aku isi dengan tidur di bis, lumayan bisa buat tambah-tambah energi :D Untungnya hari ini hanya membahas kisi-kisi, jadi bisa pulang lebih awal. Langsung aja aku cabut naik kereta balik ke rumah, sampai rumah aku makan siang dulu, dan dilanjut dengan ngejar bis menuju ke bandara.
Perjalanan ke bandara bisa dibilang "full of luck". Kenapa begitu? Soalnya bis dan kereta yang aku naiki semua datang tepat waktu pake banget! Jadi benar-benar memangkas waktu menunggu, dan aku bisa sampai di bandara tepat waktu. Udah begitu, waktu aku nimbang bagasi, berat koperku pas banget 14.5 kg dari jatah 15kg yang aku punya! Yippie! Aku paling suka kalau nggak bermasalah dengan berat bagasi, haha, bahagia itu sederhana.
Akhirnya setelah perjalanan yang cukup panjang, sampailah juga aku di Jakarta. Yups! Liburan kali ini lain dari yang lain, pesawatku nggak mendarat di bandara Ahmad Yani Semarang, melainkan di bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Ngapain sih aku ke Jakarta? Jadi begini ceritanya temen-temen (tsaaah!) selama seminggu (lebih) aku bakalan nggak menginjakkan kaki di Salatiga, melainkan menclak-menclok di Jakarta, Bandung dan Depok, kemudian (kalau jadi) akan singgah juga di Yogyakarta, Solo dan Semarang ;) Bisa dikatakan jadwal liburan kali ini cukup padat, tapi aku punya firasat bahwa liburan kali ini bakal luar biasa (atau luar binasa? Hahaha).
Sampai di Jakarta aku dan ibu langsung menuju pal merah buat meeting tentang sesuatu hal (masih rahasia :p). Tadinya, selesai meeting aku mau langsung menuju Buperta Cibubur buat bantu-bantu acara IMMF (International Music Mission Festival) besok, tapi demi keselamatan dunia akhirat, aku memilih untuk tidur di tempat om Agus di Depok. Alasannya simpel sih, aku nanti bakal ke rumah om Agus habis dari Bandung, jadi minimal aku harus tahu jalan-jalannya gitu deh.
Dan ternyata pilihan menginap di rumah om Agus adalah pilihan terbaik men! Karena jalan buat masuk ke rumah om Agus cukup panjang, ribet, dan berlika-liku, yaah nggak kalah lah sama perjalanan cintaku (eaaa!) jadi, bisa dipastikan saya yang buta arah ini bakal super nyasar kalau belum pernah kesini sebelumnya.
Hari pertama liburanku berhenti sampai disini. Waktunya merebahkan badan yang sudah remuk redam, dalam hitungan detik pun aku sudah terlelap, tenggelam dalam mimpi-mimpiku tanpa tahu akan seperti apa hari-hari yang menungguku.
Thursday, September 18, 2014
Tuesday, September 2, 2014
Delapan Belas Tahun Satu Bulan
Hari ini, tepat sebulan setelah ulang tahunku yang ke-18. Ulang tahun kali ini sedikit berbeda dari biasanya, tidak ada traktir mentraktir, aku juga tidak mengharapkan kejutan ulang tahun (meskipun bapak dan ibu tetap membelikan pudding ulang tahun, oh~ how sweet), semua berjalan normal saja. Meskipun tahun ini aku suka menyinggung-nyinggung bahwa 2 Agustus adalah ulang tahunku, tapi aku tidak ada rasa ingin untuk membuatnya menjadi meriah, everything's just normal. Di hari itu aku jalan-jalan sama mbak Tia (sepupuku) dan malamnya pergi makan dengan kak Ika dan Rya (dua sahabatku di Salatiga). Umumnya, jika hal ini terjadi di ulang tahunku sebelumnya, bisa dipastikan aku bakal nangis jengkel kecewa, karena ulang tahun yang tidak sesuai harapan. Tapi tahun ini lain, aku senang-senang aja tuh :D
Berbeda dengan tahun kemarin yang super-sweet, sesuai dengan namanya, "sweet seventeen." Tahun kemarin ada kejutan dari teman-temanku di Singapur. Tepat jam 12 malam tiba-tiba aku diculik dari apartemen dalam keadaan mata tertutup. Sampai di lantai bawah, ketika tutup mataku dibuka, ada temanku berdiri membawa pemantik kompor, dan berkata "selamat ulang tahun!" Dalam hati aku bingung sih, ngg... what am i supposed to do with this? Hahaha. Ternyata di belakangku sudah berdiri temanku yang lain memegang kue ulang tahun berbentuk hello kitty dengan lilin yang menyala, aww~ so sweet. Selesai meniup lilinya, tiba-tiba aku di angkat dan diceburkan ke dalam kolam berenang, hahaha.
Tidak hanya sampai disitu, beberapa hari setelahnya, saat aku pulang ke Indonesia, tiba-tiba aku mendapati rumah gelap gulita, kulihat ruang keluarga terdapat nyala temaram dari tumpeng ulang tahun :3 Aww~ belum lagi ditambah dengan aksi bom salju dari elan yang menaburkan sterofoam plus pita-pita dari lantai dua. Sweet seventeen is truly sweet :)) Tidak hanya teman dan keluargaku, bahkan aku mendapatkan hadiah juga dari pak RW dan pak RT berupa surat untuk apply KTP yang diantar ke rumah! SWEET!
Me, one year and one month ago |
Jika 17 tahun disebut sebagai sweet seventeen, kurasa ulang tahun ke 18 akan kunamai "welcome, to the real world, dear!" Di umurku yang ke-18 aku tidak lagi mengharapkan hal yang muluk-muluk, "mimpiku tetap besar, tapi kakiku menginjak tanah." Di tahun ini pertanyaannya bukan lagi, "apa yang mau kamu capai?" Tapi sudah bertambah menjadi, "apa saja yang sudah kamu capai?"
Dulu aku merasa sebagai seorang gadis remaja yang memiliki banyak ide, beberapa dari idenya cukup fantastis sih menurutku hahaha. Tapi, banyak dari hal tersebut yang tidak terealisasikan, and it just remain as an idea. Sedikit sedih sih, tapi aku tidak menyesal, dari situ aku belajar untuk tetap memiliki banyak ide, catat setiap ide tersebut, namun jangan kau umbar terlalu banyak. Pilih satu atau dua yang akan fokus kau kerjakan dalam setahun atau dua, diskusikan dengan teman yang bisa kau percaya, baru setelahnya silahkan kau ceritakan. Share sebanyak-banyaknya tentang kegiatan yang kau lakukan tersebut, agar bisa mendapat masukan atau kritikan ;)) It works for me!
Di umurku yang ke-18, setidaknya ada tiga hal yang sudah kurealisasikan, keinginanku untuk membangun The Bright Bride community, keinginanku untuk menulis buku (yang sudah lama kuabaikan), dan menjadi pembicara tunggal di Seminar. Aku yang biasanya hanya menulis artikel lepas, kini mulai belajar menulis buku yang ternyata tidak mudah dan cukup menguras tenaga dan pikiran hehe. Begitu pula dengan menjadi pembicara tunggal, aku yang biasanya hanya berbicara di panggung paling lama 15-30 menit, kini harus mengisi satu setengah jam full! (untungnya sesi tanya jawab dibantu ibu hehe). Tapi benar-benar pengalaman yang super seru!
Oh iya, kuliahku juga akan selesai dalam beberapa bulan lagi, dan tahun depan, insyaa Allah, aku sudah akan menyandang gelar sarjana (yeayy). Sedikit demi sedikit aku mulai menapaki tangga menuju cita-citaku, tentu saja hal tersebut tidak akan terwujud tanpa bantuan dari teman-teman dan terutama, keluargaku. Akhirnya, aku bisa juga menjadi ujung donat di keluargaku (kapan-kapan kita bahas tentang ini ya) dengan projek-projek yang kukerjakan :)
Terimakasih teman lima sekawan dengan mastermindnya, terimakasih para bright brides yang semangatnya luar biasa, terimakasih bapak, ibu, ara, dan elan yang udah jadi temen diskusi sepanjang masa, terimakasih banyak juga buat teman-teman diskusiku yang saking banyaknya gak bisa disebutin satu-satu, terimakasih banyak semuanya yang sudah hadir dalam kehidupanku (tsaaah)! doakan Enes bisa terus berkarya ya! Oh iya, yang mau kepo tentang the Bright Bride bisa cek disini
Me-Mom-and the Cake |
Seminar the Bright Bride di Padang |
Singapura, 2 September 2014
Enes Kusuma
18 tahun 1 bulan
Monday, July 7, 2014
Tarian Kehidupan
Sosoknya terpekur dalam kesendirian, tatapannya yang nanar menyapu daratan memilukan hati setiap insan yang melihatnya. Ia biarkan satu per satu bulir air mata jatuh membasahi pipinya tanpa ada perlawanan. Raganya sudah tak lagi sanggup menahan getar sakit di hati yang tak kunjung hilang. Luka lama yang bertahun-tahun terpendam terbuka lagi, menguak perih dalam memori kelam kala itu. Kala ia dihujani caci maki, kala kehidupan tak berpihak padanya. Bukan karena ia bodoh, bukan pula karena ia buruk rupa, ia hanyalah korban pandangan sepihak dari batasan-batasan keharusan yang dibuat oleh masyarakat.
Sempat ia terombang-ambing kehilangan arah dan pegangan. Tak tahu lagi apa yang harus dilakukan, sama seperti saat ini, sosoknya di masa lalu hanya bisa menangis, ia tak mampu melawan hujaman caci maki dari orang dewasa di sekitarnya. Sosok kecil itu tak mengerti apa kesalahan yang diperbuatnya. Ia tidak nakal, ia tidak memasang muka masam, ia hanyalah gadis biasa yang mencoba untuk menjadi anak yang baik.
Gadis kecil tersebut hanya bisa tersenyum, berusaha menyenangkan banyak orang dalam kepura-puraan. Ia tak lain hanyalah boneka yang dibuatnya sendiri. Tak ada yang tahu di balik senyumannya itu terdapat tangis kesedihan, terdapat luka yang dalam yang tak akan pernah hilang. Tak ada yang tahu dibalik keceriannya ia memendam luka yang sewaktu-waktu bisa kembali menganga.
Rasa sakit yang tertimbun membuat gadis kecil itu tumbuh menjadi sosok yang kuat sekaligus rapuh. Perlahan-lahan ia mulai belajar menari mengikuti alunan titik hujan, seirama dengan pepohonan yang diombang-ambing kerasnya angin. Namun hari ini, tarian itu hilang, gerakannya terhenti, tubuhnya kaku. Ia tersungkur dalam keheningan malam dan derasnya hujan. Tangisnya mulai menjadi, luka lama itu terbuka kembali. Meski ia tahu Tuhan telah menuliskan skenario terbaik untuknya, meski ia tahu semua ini ada artinya, namun ia tak bisa mengelak dari kenyataan bahwa ia masih membawa kesedihan bersama dengan setiap hembus nafasnya.
Cukup lama ia membiarkan dirinya tercabik-cabik memori yang menusuk hati dan mengaduk perasaan. Namun, perlahan gadis itu bangkit dan menghapus air matanya. Ia menengadahkan wajahnya ke langit, menikmati setiap titik hujan yang mengenai tubuhnya. Pelan-pelan seulas senyum tersungging di wajahnya, senyum yang merangkum kesedihan dan kebahagiaan. Senyum yang memperlihatkan kekuatan yang berdiri gagah melindungi rapuhnya hati. Senyum itu, senyum itu yang selalu menguatkannya untuk terus bangkit meneruskan tarian yang sempat terhenti. Karena dunia hanyalah panggung kehidupan yang memiliki alurnya sendiri, sebuah alur yang takkan pernah diketahui kelanjutannya, menuntut pemerannya untuk memberikan tarian terbaik. Tarian kehidupan.
Sempat ia terombang-ambing kehilangan arah dan pegangan. Tak tahu lagi apa yang harus dilakukan, sama seperti saat ini, sosoknya di masa lalu hanya bisa menangis, ia tak mampu melawan hujaman caci maki dari orang dewasa di sekitarnya. Sosok kecil itu tak mengerti apa kesalahan yang diperbuatnya. Ia tidak nakal, ia tidak memasang muka masam, ia hanyalah gadis biasa yang mencoba untuk menjadi anak yang baik.
Gadis kecil tersebut hanya bisa tersenyum, berusaha menyenangkan banyak orang dalam kepura-puraan. Ia tak lain hanyalah boneka yang dibuatnya sendiri. Tak ada yang tahu di balik senyumannya itu terdapat tangis kesedihan, terdapat luka yang dalam yang tak akan pernah hilang. Tak ada yang tahu dibalik keceriannya ia memendam luka yang sewaktu-waktu bisa kembali menganga.
Rasa sakit yang tertimbun membuat gadis kecil itu tumbuh menjadi sosok yang kuat sekaligus rapuh. Perlahan-lahan ia mulai belajar menari mengikuti alunan titik hujan, seirama dengan pepohonan yang diombang-ambing kerasnya angin. Namun hari ini, tarian itu hilang, gerakannya terhenti, tubuhnya kaku. Ia tersungkur dalam keheningan malam dan derasnya hujan. Tangisnya mulai menjadi, luka lama itu terbuka kembali. Meski ia tahu Tuhan telah menuliskan skenario terbaik untuknya, meski ia tahu semua ini ada artinya, namun ia tak bisa mengelak dari kenyataan bahwa ia masih membawa kesedihan bersama dengan setiap hembus nafasnya.
Cukup lama ia membiarkan dirinya tercabik-cabik memori yang menusuk hati dan mengaduk perasaan. Namun, perlahan gadis itu bangkit dan menghapus air matanya. Ia menengadahkan wajahnya ke langit, menikmati setiap titik hujan yang mengenai tubuhnya. Pelan-pelan seulas senyum tersungging di wajahnya, senyum yang merangkum kesedihan dan kebahagiaan. Senyum yang memperlihatkan kekuatan yang berdiri gagah melindungi rapuhnya hati. Senyum itu, senyum itu yang selalu menguatkannya untuk terus bangkit meneruskan tarian yang sempat terhenti. Karena dunia hanyalah panggung kehidupan yang memiliki alurnya sendiri, sebuah alur yang takkan pernah diketahui kelanjutannya, menuntut pemerannya untuk memberikan tarian terbaik. Tarian kehidupan.
Sunday, July 6, 2014
Perak Day 1 - Ep 1
Mumpung masih anget nih, saya mau bikin reportase versi artikel tentang PERAK 2014. Sedikit perkenalan, PERAK adalah singkatan dari PEsantren RAmadhan Keluarga, acara ini diselenggarakan oleh A Home Team dan IRMAS (ikatan remaja masjid) Ngaru-Aru. Pesantren Ramadhan ini diadakan salah satunya dalam rangka menyambut hadirnya (kembali) Jari Qur'an yang sempat vacuum beberapa saat.
Oke, langsung ke ceritanya. Jam 8 di pagi hari jum'at nan sibuk, setelah saya berkutat dengan tugas accounting yang luar biasa ngebut, kami (saya dan keluarga) pun bersiap untuk menuju ke Selo, sebuah daerah di wilayah atas gunung Merapi yang jujur saya tidak ada bayangan (karena emang gak ngebayangin juga sih :p) sama sekali seperti apa keadaan disana.
Dengan semangat 45, kami bersama dengan si Caravell biru --andalan keluarga margosari-- meluncur menuju Selo. Sepanjang perjalanan yang kurang lebih memakan waktu satu jam, kami disuguhi dengan pemandangan yang menyegarkan mata. Pepohonan dimana-mana, angin sepoi-sepoi, jalan kelak-kelok khas gunung, dan yang paling saya suka adalah udara dingin yang sudah lama tidak saya rasakan selama berada di Singapura.
Akhirnya, kami sampai juga di Selo. Spanduk "Selamat Datang Peserta Pesantren Ramadhan" menyambut kami di jalan utama menuju ke penginapan. Sambil menunggu peserta yang lainnya, kami istirahat sebentar di Pendopo sambil --tetap-- foto-foto :D Kebetulan kami sampai berbarengan dengan keluarga t-rex, keluarganya om Hamidi dan tante Fadilla, (sebelum hadir di pesantren kami sudah "bertemu" dan saling kenalan di WA, jadinya sedikit banyak sudah saling tahu ke-khas-an keluarga masing-masing, hohoho) keluarga ini dijuluki keluarga t-rex karena anak-anaknya, duo Karim dan Ayyash yang sangat mencintai hewan purba karnivora tersebut.
Sebagai tuan rumah yang baik, saya akhirnya beralih peran dari peserta menjadi "gadis pengantar tamu" yang tugasnya mengantarkan tamu ke kamarnya masing-masing (dan semenjak ini, peran rangkap saya jadi peserta plus panitia pun dimulai). Untung saja para tamu rata-rata membawa mobil sendiri, karena lokasi kamarnya itu loh, nanjaknya masya Allah. Naiknya bikin ngos-ngosan banget, tapi kalau turun sih enak-enak aja, hahaha. Setelah selesai menjalankan tugas sebagai gadis pengantar tamu, saya dan Ara beralih tugas menjadi "gadis registrasi" yang tugasnya cukup simpel sih, hanya disuruh untuk menulis nama dan mendata yang sudah hadir.
Kebetulan saat itu saya sedang tidak puasa dan kebetulan lainnya, saat itu saya belum sarapan dan kelaparan. Akhirnya, naiklah saya ke kamar Ananda, di kamar itu ada rumah bu Jono, yang akan menyiapkan konsumsi selama acara Perak nanti. Dan saya pun naik dengan harapan akan menemukan sepiring nasi. Tapi, sesampainya saya disana, saya hanya mendapati meja makan yang kosong dan sekaleng kerupuk *nelen kaleng* Karena kelaparan, saya pun memakan beberapa buah karak untuk mengganjal perut yang mulai dangdutan.
Saat saya turun ke pendopo, ternyata meja registrasi sudah sangat penuh dan yang datang juga mulai banyak. Anak-anak mulai bermain, orang tua mulai saling berkenalan, dan suasana seru mulai muncul di dalam acara ini. Tidak berapa lama kemudian, Salma dan Nabila sudah sampai di Selo. Pekerjaan sebagai gadis registrasi pun saya pindah tangankan ke panitia yang sebenarnya. Alhamdulillah, Salma dan Nabila datang dengan kabar gembira untuk saya, bukan.. bukan manggis sekarang ada ekstraknya :p Mereka datang dengan membawa banyak pop mie dan roti. Surga dunia~ dan perut saya pun berhenti dangdutan.
Selesai menyeruput pop mie yang menyelamatkan jiwa dan ragaku, aku, Ara, Salma, Nabila, tante Ade, tante Aan, om Reza, dan segenap crew lainnya. memutuskan untuk menjelajahi medan. Berbekal kamera milik mas Fattah yang kugondol secara sepihak (:p) kami pun ber-hunting foto ria. Berbagai macam benda dijadikan objek foto, mulai dari bunga, pemandangan, rumah penduduk yang unik, sampai laba-laba pun kami jadikan objek foto. Obrolan ringan dan canda tawa menghiasi acara jalan-jalan kita saat itu. Suasana yang tadinya kaku lama kelamaan mulai mencair seiring dengan berjalannya waktu.
to be continued....
Reportase perak 2014 - Day 2
Reportase #perak2014 day 2. Simak ya tweeps! ;))
Culture is a repeated action, sesuatu yg dilakukan berulang2 tanpa jenuh #perak2014
Keluarga harus memiliki value yg jelas, dan diterapkan di setiap kegiatan yg dilakukan #perak2014
Contoh bu Ari peach yang menetapkan membaca sebagai value keluarga #perak2014
Gimana sih kalau misalkan anak-anak mau baca buku level tinggi dg kalimat yg belibet, sdgkn ortunya bingung menjelaskan? #perak2014
Selanjutnya, gimana ya kalau anak candu utk dibacakan buku sebelum tidur dan cenderung ga mau baca buku sendiri? #perak2014
Dibacakan sebelum tidur terkadang bisa memberikan lebih dr sekedar bacaan, itu bisa menjadi emotional bonding dg ortu #perak2014
Kalau mau, justru momen sebelum tidur itu sekalian untuk membentuk suasana di dalam keluarga #perak2014
Ketika anak bertanya tentang sesuatu yg agak "level tinggi", orang tua wajib memberikan jawaban #perak2014
Seberapa detil jawaban itu, tergantung dari kepercayaan masing2 ortu #perak2014
Perlu diingat bahwa situasi dimana anak memilih utk bertanya pada ortu terlebih dahulu adalah hal yg benar. Bersyukurlah :D #perak2014
Karena seharusnya ortu adalah sosok yang paling dipercayai anak, jangan sampai privilege itu jatuh kepada org lain #perak2014
Perlu diperhatikan model dr anak kita, apakah ia tipe yg rajin membaca, atau yg rajin dibacakan ;)) #perak2014
Tidak perlu tergesa-gesa dalam mendidik anak, nikmati saja setiap fasenya, sebelum fase itu berlalu #perak2014
Kumpulkanlah anak dg orang-orang yang kita inginkan sang anak kelak akan menjadi. "Wong kang sholeh kumpulono" #perak2014
Bagaimana sih agar anak gemar menambah kosakata bahasa asing? Bahasa inggris misalnya #perak2014
Sekali lagi, kenali tipe belajar anak. Kalau saya gemar membaca buku bahasa inggris, kalau @ara_moo sukanya musik dan film #perak2014
Awalnya @ara_moo kalau nonton film subtitlenya bahasa indonesia, lama kelamaan subtitlenya ganti jd bahasa inggris #perak2014
Kita harus menyadari jalan hidup masing2. Jalan hidup saya ya "menyibak jalan" untuk adik-adik. Gampang? Enggak, tp hrs dinikmati #perak2014
Ketika diskusi dg anak, bukan hanya ortu yg menyampaikan apa yg diinginkan, justru yg penting adl apa yg anak inginkan #perak2014
Life isn't just abt hw to pass the storm. It's about learning hw to dance in the rain #perak2014
Untuk yg hidup di kota metropolitan dan mempunyai tantangan dlm memisahkan ank dg mall dan gadget... #perak2014
Boleh nih ngikutin caranya bu Ade yg langsung nekad pindah ke salatiga yg notabene agak "tidak terlalu kota" huehehhee #perak2014
Di HS, anak belajar management waktu, mengetahui passion dan mengatasi kebosanan #perak2014
Anakmu bukan milikmu, ia milik jamannya. Biarkan ia tumbuh sesuai dg jamannya, bukan jamanmu #perak2014
Sekian ya reportasenya, nanti lagi. Enes mau bantuin persiapan buka puasa dulu ;)) #perak2014
Culture is a repeated action, sesuatu yg dilakukan berulang2 tanpa jenuh #perak2014
Keluarga harus memiliki value yg jelas, dan diterapkan di setiap kegiatan yg dilakukan #perak2014
Contoh bu Ari peach yang menetapkan membaca sebagai value keluarga #perak2014
Gimana sih kalau misalkan anak-anak mau baca buku level tinggi dg kalimat yg belibet, sdgkn ortunya bingung menjelaskan? #perak2014
Selanjutnya, gimana ya kalau anak candu utk dibacakan buku sebelum tidur dan cenderung ga mau baca buku sendiri? #perak2014
Dibacakan sebelum tidur terkadang bisa memberikan lebih dr sekedar bacaan, itu bisa menjadi emotional bonding dg ortu #perak2014
Kalau mau, justru momen sebelum tidur itu sekalian untuk membentuk suasana di dalam keluarga #perak2014
Ketika anak bertanya tentang sesuatu yg agak "level tinggi", orang tua wajib memberikan jawaban #perak2014
Seberapa detil jawaban itu, tergantung dari kepercayaan masing2 ortu #perak2014
Perlu diingat bahwa situasi dimana anak memilih utk bertanya pada ortu terlebih dahulu adalah hal yg benar. Bersyukurlah :D #perak2014
Karena seharusnya ortu adalah sosok yang paling dipercayai anak, jangan sampai privilege itu jatuh kepada org lain #perak2014
Perlu diperhatikan model dr anak kita, apakah ia tipe yg rajin membaca, atau yg rajin dibacakan ;)) #perak2014
Tidak perlu tergesa-gesa dalam mendidik anak, nikmati saja setiap fasenya, sebelum fase itu berlalu #perak2014
Kumpulkanlah anak dg orang-orang yang kita inginkan sang anak kelak akan menjadi. "Wong kang sholeh kumpulono" #perak2014
Bagaimana sih agar anak gemar menambah kosakata bahasa asing? Bahasa inggris misalnya #perak2014
Sekali lagi, kenali tipe belajar anak. Kalau saya gemar membaca buku bahasa inggris, kalau @ara_moo sukanya musik dan film #perak2014
Awalnya @ara_moo kalau nonton film subtitlenya bahasa indonesia, lama kelamaan subtitlenya ganti jd bahasa inggris #perak2014
Kita harus menyadari jalan hidup masing2. Jalan hidup saya ya "menyibak jalan" untuk adik-adik. Gampang? Enggak, tp hrs dinikmati #perak2014
Ketika diskusi dg anak, bukan hanya ortu yg menyampaikan apa yg diinginkan, justru yg penting adl apa yg anak inginkan #perak2014
"Dancing in the Rain" Photo taken by : Ara Kusuma Model : jelas saya lah :p hahahahha |
Untuk yg hidup di kota metropolitan dan mempunyai tantangan dlm memisahkan ank dg mall dan gadget... #perak2014
Boleh nih ngikutin caranya bu Ade yg langsung nekad pindah ke salatiga yg notabene agak "tidak terlalu kota" huehehhee #perak2014
Di HS, anak belajar management waktu, mengetahui passion dan mengatasi kebosanan #perak2014
Anakmu bukan milikmu, ia milik jamannya. Biarkan ia tumbuh sesuai dg jamannya, bukan jamanmu #perak2014
Sekian ya reportasenya, nanti lagi. Enes mau bantuin persiapan buka puasa dulu ;)) #perak2014
Perak 2014 - Reportase Day 1
Yang namanya jadi berbeda itu pasti ada aja yang "nyinyir", stay cool aja selama Allah dan Rasulnya tidak marah #perak2014
Tanggung jawab pendidikan anak ada pada orang tua, jangan pasrah, tutup mata gitu aja ke sekolahan #perak2014
Lagi ngikutin perak nih, perak singkatan dari pesantren ramadhan keluarga #perak2014
Penyakit yg sering menjangkiti kita adalah mental dibandingkan. Secara tidak langsung kita sering membandingkan diri dg org lain #perak2014
Kehadiran kita pasti punya manfaat, karena kita limited edition #perak2014
Kita harus mengetahui potensi diri terlebih dahulu sblm membantu org lain menggali potensinya, apalagi membantu anak kita #perak2014
Pahami diri sendiri, be yourself and be confident! Jangan bingung dg "kata orang" #perak2014
Mulai dari hal kecil yang bisa dilakukan, dan lakukanlah dg hebat! #perak2014
Eh tau gak cara bedain antara ibu HS dan yg bukan. Ibu HS biasanya bacaannya lebih banyak. Gaul ya #perak2014
Kenapa bisa begitu? Soalnya beliau2 memegang tanggung jawab utk pendidikan anaknya, bukan pasrah ke guru #perak2014
Contohnya bu @RirinNar yg jadi pinter renang, biola, piano, dll semenjak anaknya HS :)) proud of you tante #perak2014
Jika ingin tahu benar/tidaknya suatu pilihan, lihatlah apakah pilihan itu smakin mndekatkanmu pd Allah atau tdk, kl tdk ya ganti! #perak2014
Anak2 mungkin salah mengerti ucapan kita, tapi mereka tidak akan pernah salah meng-copy. Hati hati!! #perak2014
Kalau pengen tahu riwayat perkawinan, jejerka saja anak2 dari yg pertama sampai terakhir, ketahuan deh galau2nya #perak2014
Maksimalkan ikhtiar! Karna hak kita adalah berusaha, biarkan Allah yang menentukan apa yg terbaik untuk kita :) #perak2014
Sadari keadaan sekitar, karena jika jalur kita menuju ke surga, bau-baunya pasti sudah tercium. Begitu juga dg jalan ke neraka #perak2014
HS atau schooling dua-duanya baik. Tinggal perhatikan suasananya, kl tdk mnyenangkan dan cenderung "panas", berarti ada yg salah #perak2014
Sering2 berkumpul dgn teman yg 1 semangat, 1 visi, istilahnya senasib sepenanggungan. Kenapa? Biar kita bisa saling menyemangati #perak2014
Panitia desa wisata selo mengaku kagum dg kemampuan keluarga2 #perak2014 yg bisa enjoy skeluarga, anak bermain, ortu diskusi, semua lancar
Sekian reportase #perak2014 on day 1 Tunggu reportase2 asik selanjutnya
Tanggung jawab pendidikan anak ada pada orang tua, jangan pasrah, tutup mata gitu aja ke sekolahan #perak2014
Lagi ngikutin perak nih, perak singkatan dari pesantren ramadhan keluarga #perak2014
Penyakit yg sering menjangkiti kita adalah mental dibandingkan. Secara tidak langsung kita sering membandingkan diri dg org lain #perak2014
Kehadiran kita pasti punya manfaat, karena kita limited edition #perak2014
Kita harus mengetahui potensi diri terlebih dahulu sblm membantu org lain menggali potensinya, apalagi membantu anak kita #perak2014
Pahami diri sendiri, be yourself and be confident! Jangan bingung dg "kata orang" #perak2014
Mulai dari hal kecil yang bisa dilakukan, dan lakukanlah dg hebat! #perak2014
Eh tau gak cara bedain antara ibu HS dan yg bukan. Ibu HS biasanya bacaannya lebih banyak. Gaul ya #perak2014
Kenapa bisa begitu? Soalnya beliau2 memegang tanggung jawab utk pendidikan anaknya, bukan pasrah ke guru #perak2014
Contohnya bu @RirinNar yg jadi pinter renang, biola, piano, dll semenjak anaknya HS :)) proud of you tante #perak2014
Jika ingin tahu benar/tidaknya suatu pilihan, lihatlah apakah pilihan itu smakin mndekatkanmu pd Allah atau tdk, kl tdk ya ganti! #perak2014
Anak2 mungkin salah mengerti ucapan kita, tapi mereka tidak akan pernah salah meng-copy. Hati hati!! #perak2014
Kalau pengen tahu riwayat perkawinan, jejerka saja anak2 dari yg pertama sampai terakhir, ketahuan deh galau2nya #perak2014
Maksimalkan ikhtiar! Karna hak kita adalah berusaha, biarkan Allah yang menentukan apa yg terbaik untuk kita :) #perak2014
Sadari keadaan sekitar, karena jika jalur kita menuju ke surga, bau-baunya pasti sudah tercium. Begitu juga dg jalan ke neraka #perak2014
HS atau schooling dua-duanya baik. Tinggal perhatikan suasananya, kl tdk mnyenangkan dan cenderung "panas", berarti ada yg salah #perak2014
Sering2 berkumpul dgn teman yg 1 semangat, 1 visi, istilahnya senasib sepenanggungan. Kenapa? Biar kita bisa saling menyemangati #perak2014
Panitia desa wisata selo mengaku kagum dg kemampuan keluarga2 #perak2014 yg bisa enjoy skeluarga, anak bermain, ortu diskusi, semua lancar
Sekian reportase #perak2014 on day 1 Tunggu reportase2 asik selanjutnya
Monday, June 9, 2014
Lima Sekawan edisi Pulau Ubin
Singapura. Apa yang ada dipikiran temen-temen ketika mendengar kata Singapura? Mall, kecil, metropolitan, disiplin, shopping dan teratur. Yups, Singapura memang dikenal sebagai surganya para Shopaholic, mall-mall berderetan menjulang tinggi seakan menggoda para turis untuk masuk dan berbelanja. Berbagai macam barang "ber-merk" dapat dijumpai dengan mudah di Singapura. Tapi ternyata, ada sisi lain Singapura yang baru saja saya jumpai, dan itu adalah pulau Ubin. Pulau Ubin adalah pulau milik Singapura yang terpisah dari pulau utama. Untuk sampai kesana, anda harus menyebrang menggunakan perahu kecil dari Changi Point. Disana, anda akan disuguhkan dengan pemandangan yang asri dan masih sangat tradisional.
Jadi, ceritanya aku, Ara, Husna dan Bimo sudah merencanakan jauh-jauh hari untuk jalan-jalan ke pulau ini. Setelah tertunda berkali-kali, akhirnya tanggal 8 Juni kemarin kami bisa juga mengunjungi pulau Ubin bareng sama Hendika, satu-satunya dari kami yang sudah pernah ke pulau Ubin, hehe. Kami janjian bertemu di Changi Point jam 11, tapi ternyata trio NTU (Bimo, Hendika, dan Husna) ngaret dan baru sampai jam setengah 12 lebih. Yassalaaaam, hahaha. Akhirnya kami makan siang dulu (recommended banget untuk makan siang di changi point, karena di Ubin susah menemukan tempat makan yang halal). Ada satu warung Indonesia yang jual berbagai macam ayam, harganya murah-meriah hanya 4 dollar, porsinya besar dan rasanya enak, ditambah lagi dengan nasi yang di cetak berbentuk hati, uuww so lovely :p
Selesai makan kami langsung menuju pelabuhan, disana kami langsung antri untuk masuk ke kapal. Sistem disini, selama jumlah orang sudah memenuhi kapasitas kapal (12 orang) maka boleh langsung masuk ke kapal. Biaya naik ke kapal SGD 2.50 per orang, dan dibayar di tengah-tengah perjalanan. Untungnya cuacanya mendukung, meski sedikit panas, tapi masih lebih baik daripada hujan, karna kami tidak membawa ponco sama sekali. Karna pada dasarnya aku suka banget dengan air, pantai plus angin sepoi-sepoi, jadi aku pribadi sangat menikmati perjalanan di kapal :)
Kurang lebih 10 menit kami sampai di pulau Ubin dan disambut dengan gapura "Welcome to Pulau Ubin", otomatis para turis abal-abal ini langsung mupeng pengen foto, masalahnya tinggal, siapa yang mau memfotokan? Akhirnya Hendika berinisiatif buat minta tolong keluarga India buat motoin kita, in exchange, kita motoin mereka juga, hoho.
Selanjutnya, kami langsung menyewa sepeda, kami sewa yang biasa saja, 3 single, 1 tandem, dengan harga per orang SGD 6 untuk sewa seharian. Fantastik bukan? :) Dan.. perjalanan kami di pulau Ubin pun dimulai. Jeng jeng jeng. Sepanjang perjalanan kami serasa bukan di Singapura, tapi di Jawa (kebetulan semuanya orang Jawa Tengah, Husna dari Magelang, Bimo dari Jogja, dan Hendika dari Karanganyar). Jadi teringat dulu waktu SMP pas gowes bareng anak-anak paskibra ke Muncul, melewati hutan salak dan sawah, dan dodolnya kami sepedaan pas puasa. Hayah, malah jadi nostalgia gini, oke, kembali ke pulau Ubin.
Pemberhentian pertama kami adalah laut berpagar, haha. Disana kami istirahat sebentar, setelah melewati trek primitif pilihan Husna :p Perjalanan berlanjut, dan treknya juga semakin menantang, terutama untuk Hendika dan Ara yang naik sepeda tandem. Karna jalanan cukup menanjak, mereka berdua terpaksa turun dari sepeda dan mendorongnya. Cemungudh eaa kakak! XD
Pemberhentian kedua kami adalah pulau ubin tree trail, pohon yang besar dan menjulang tinggi. Kami pun istirahat beberapa menit disana, ngobrol-ngobrol, foto, mengisi energi untuk kemudian melanjutkan perjalanan.
Akhirnya kami sampai di Check Jawa dan menemukan BABI HUTAN, yang dicari-cari sejak awal perjalanan, hahaha. Kami mengandalkan our master of selfie, Ara, untuk foto bareng dengan babi hutan, yang ternyata sangat tidak gampang. Kami harus muter-muter ngikutin kemana babi hutan itu berjalan, sampai akhirnya bisa mengambil foto dengan babi hutan tepat di tengahnya :D yeayy.
Pertama masuk Check Jawa kami disambut oleh rumah peristirahatan yang kami gunakan untuk shalat juga. Disitu kami bertemu dengan keluarga India yang pertama kali fotoin kita di gapura. Anaknya super lucu, dan momen paling epic adalah saat dia menyebut nama Bimo dengan suara ala kartun (entah kartun apa, dan itu agak tidak terdeskripsikan hehe), kocak abis dan cute overload! Karna mager, kita akhirnya main kartu dengan iming-iming mendapatkan roti untuk yang menang (berhubung rotinya cuma 4, maka yang kalah nggak dapet jatah roti). Bermacam-macam jenis permainan kami mainkan, mulai dari malingan, 7up, cepek, dan empat satu.
Kelar main, kami melanjutkan perjalanan menuju ke tower. Disana, kami bisa melihat pulau Ubin hampir secara keseluruhan. Lucunya, kami bertemu lagi dengan keluarga india fansnya Bimo :D Tapi anaknya yang lucu waktu itu lagi nangis, entah kenapa ya itu, lupa hehhe. Turun dari tower, kita melanjutkan perjalanan, tadinya pengen langsung balik, karna waktu sudah mepet juga (saat itu jam setengah 5 dan kapal terakhir beroprasi jam 5). Tapi ternyata di tengah jalan kami melewati blue lake yang dicari-cari Ara sejak awal, akhirnya kami berhenti dan foto-foto dulu. Kali ini jatah tandem ada di aku dan Husna, Husna di depan dan aku di belakang. Sebagai pemegang kendali, Husna ngebut parah, brutal abis hahaha, sepatuku sampai lepas dua kali, dan akhirnya aku cuma pakai kaos kaki agar tidak menghambat laju perjalanan XD
Finally, kita sampai di tempat peminjaman sepeda. Setelah mengembalikan sepeda, kami foto lagi di gapura dan kemudian langsung menuju Changi Point menggunakan kapal. Di kapal wajah-wajah loyo sudah bertebaran, haha. But, I must admit that today's super fun!
Sampai di Changi Point, kami makan dulu, kemudian sholat ashar. Karna tidak menemukan mushola dan masjidnya cukup jauh dari lokasi kita sekarang, maka kami putuskan untuk sholat di tempat yang cukup sepi dan bersih. Wah hari ini sangat melelahkan, tapi seru abis. Aku dan Ara tidur sepanjang perjalanan pulang, untungnya kami sampai rumah tepat waktu, karna aku ada jadwal untuk twitalk di @brightbride_id :)
Jadi, ceritanya aku, Ara, Husna dan Bimo sudah merencanakan jauh-jauh hari untuk jalan-jalan ke pulau ini. Setelah tertunda berkali-kali, akhirnya tanggal 8 Juni kemarin kami bisa juga mengunjungi pulau Ubin bareng sama Hendika, satu-satunya dari kami yang sudah pernah ke pulau Ubin, hehe. Kami janjian bertemu di Changi Point jam 11, tapi ternyata trio NTU (Bimo, Hendika, dan Husna) ngaret dan baru sampai jam setengah 12 lebih. Yassalaaaam, hahaha. Akhirnya kami makan siang dulu (recommended banget untuk makan siang di changi point, karena di Ubin susah menemukan tempat makan yang halal). Ada satu warung Indonesia yang jual berbagai macam ayam, harganya murah-meriah hanya 4 dollar, porsinya besar dan rasanya enak, ditambah lagi dengan nasi yang di cetak berbentuk hati, uuww so lovely :p
Foto pertama kami |
Selesai makan kami langsung menuju pelabuhan, disana kami langsung antri untuk masuk ke kapal. Sistem disini, selama jumlah orang sudah memenuhi kapasitas kapal (12 orang) maka boleh langsung masuk ke kapal. Biaya naik ke kapal SGD 2.50 per orang, dan dibayar di tengah-tengah perjalanan. Untungnya cuacanya mendukung, meski sedikit panas, tapi masih lebih baik daripada hujan, karna kami tidak membawa ponco sama sekali. Karna pada dasarnya aku suka banget dengan air, pantai plus angin sepoi-sepoi, jadi aku pribadi sangat menikmati perjalanan di kapal :)
Lima sekawan di perahu, plus photo bomb :p |
Kurang lebih 10 menit kami sampai di pulau Ubin dan disambut dengan gapura "Welcome to Pulau Ubin", otomatis para turis abal-abal ini langsung mupeng pengen foto, masalahnya tinggal, siapa yang mau memfotokan? Akhirnya Hendika berinisiatif buat minta tolong keluarga India buat motoin kita, in exchange, kita motoin mereka juga, hoho.
Welcome to Pulau Ubin |
Selanjutnya, kami langsung menyewa sepeda, kami sewa yang biasa saja, 3 single, 1 tandem, dengan harga per orang SGD 6 untuk sewa seharian. Fantastik bukan? :) Dan.. perjalanan kami di pulau Ubin pun dimulai. Jeng jeng jeng. Sepanjang perjalanan kami serasa bukan di Singapura, tapi di Jawa (kebetulan semuanya orang Jawa Tengah, Husna dari Magelang, Bimo dari Jogja, dan Hendika dari Karanganyar). Jadi teringat dulu waktu SMP pas gowes bareng anak-anak paskibra ke Muncul, melewati hutan salak dan sawah, dan dodolnya kami sepedaan pas puasa. Hayah, malah jadi nostalgia gini, oke, kembali ke pulau Ubin.
Pemberhentian pertama kami adalah laut berpagar, haha. Disana kami istirahat sebentar, setelah melewati trek primitif pilihan Husna :p Perjalanan berlanjut, dan treknya juga semakin menantang, terutama untuk Hendika dan Ara yang naik sepeda tandem. Karna jalanan cukup menanjak, mereka berdua terpaksa turun dari sepeda dan mendorongnya. Cemungudh eaa kakak! XD
Di sebelah laut berpagar :p |
Pemberhentian kedua kami adalah pulau ubin tree trail, pohon yang besar dan menjulang tinggi. Kami pun istirahat beberapa menit disana, ngobrol-ngobrol, foto, mengisi energi untuk kemudian melanjutkan perjalanan.
Pohon Besar :D |
Akhirnya kami sampai di Check Jawa dan menemukan BABI HUTAN, yang dicari-cari sejak awal perjalanan, hahaha. Kami mengandalkan our master of selfie, Ara, untuk foto bareng dengan babi hutan, yang ternyata sangat tidak gampang. Kami harus muter-muter ngikutin kemana babi hutan itu berjalan, sampai akhirnya bisa mengambil foto dengan babi hutan tepat di tengahnya :D yeayy.
Pertama masuk Check Jawa kami disambut oleh rumah peristirahatan yang kami gunakan untuk shalat juga. Disitu kami bertemu dengan keluarga India yang pertama kali fotoin kita di gapura. Anaknya super lucu, dan momen paling epic adalah saat dia menyebut nama Bimo dengan suara ala kartun (entah kartun apa, dan itu agak tidak terdeskripsikan hehe), kocak abis dan cute overload! Karna mager, kita akhirnya main kartu dengan iming-iming mendapatkan roti untuk yang menang (berhubung rotinya cuma 4, maka yang kalah nggak dapet jatah roti). Bermacam-macam jenis permainan kami mainkan, mulai dari malingan, 7up, cepek, dan empat satu.
Foto di perapian |
Pak guru Bimo menerangkan tentang pulau Kodok |
Murid yang setia mendengarkan |
Kelar main, kami melanjutkan perjalanan menuju ke tower. Disana, kami bisa melihat pulau Ubin hampir secara keseluruhan. Lucunya, kami bertemu lagi dengan keluarga india fansnya Bimo :D Tapi anaknya yang lucu waktu itu lagi nangis, entah kenapa ya itu, lupa hehhe. Turun dari tower, kita melanjutkan perjalanan, tadinya pengen langsung balik, karna waktu sudah mepet juga (saat itu jam setengah 5 dan kapal terakhir beroprasi jam 5). Tapi ternyata di tengah jalan kami melewati blue lake yang dicari-cari Ara sejak awal, akhirnya kami berhenti dan foto-foto dulu. Kali ini jatah tandem ada di aku dan Husna, Husna di depan dan aku di belakang. Sebagai pemegang kendali, Husna ngebut parah, brutal abis hahaha, sepatuku sampai lepas dua kali, dan akhirnya aku cuma pakai kaos kaki agar tidak menghambat laju perjalanan XD
Finally, kita sampai di tempat peminjaman sepeda. Setelah mengembalikan sepeda, kami foto lagi di gapura dan kemudian langsung menuju Changi Point menggunakan kapal. Di kapal wajah-wajah loyo sudah bertebaran, haha. But, I must admit that today's super fun!
Sampai di Changi Point, kami makan dulu, kemudian sholat ashar. Karna tidak menemukan mushola dan masjidnya cukup jauh dari lokasi kita sekarang, maka kami putuskan untuk sholat di tempat yang cukup sepi dan bersih. Wah hari ini sangat melelahkan, tapi seru abis. Aku dan Ara tidur sepanjang perjalanan pulang, untungnya kami sampai rumah tepat waktu, karna aku ada jadwal untuk twitalk di @brightbride_id :)
Pengajian abal-abal :p |
Cemilan |
Keuangan Remaja
Halo semuanya, udah lama nih enes nggak nulis artikel >.< Anyway, aku mau ngucapin selamat buat temen-temen yang udah lulus SMA, yeay! Maaf ya telat ngucapinnya men temen. Anyway lagi, Congratz that you show us that you can beat that damn difficult UN, you should be able to tackle other difficulties then, hohoho.
Anyway, because y'all gonna enter a new and more challenging phase in your life, which is going to the university and most of you will live by yourself, so I decided to share how to manage your own finances :)
Mengatur keuangan bukanlah perkara yang mudah, terutama bagi remaja. Entah sudah berapa banyak saya mendapat keluhan dari teman-teman remaja bahwa mereka sering tidak bisa menabung, boro-boro menabung, uang saku saja sering kurang, bahkan sebelum akhir bulan sudah habis. Mungkin itu juga penyebab para orang tua memberikan jatah uang saku kepada anaknya dalam periode mingguan bahkan harian. Padahal, ketika anak memasuki masa SMP, lebih baik untuk mereka mendapat jatah uang saku secara bulanan, dengan catatan sudah dibekali cara-cara mengatur keuangan terlebih dahulu. Untuk temen-temen SMA yang udah mau kuliah, mau tidak mau temen-temen sudah harus bisa mengatur keuangan sendiri agar tidak kelabakan.
1. Buatlah rekening temen-temen sendiri
Temen-temen yang belum punya rekening sendiri, saya sarankan untuk segera buat. Sedangkan untuk yang sudah punya, tapi cuman dianggurin begitu aja, sekaranglah saatnya untuk temen-temen memaksimalkan akun rekening tersebut.
Belajarlah untuk membiasakan diri menabung, masukkan tabungan ke dalam rekening dan jangan di utak-atik. Ada baiknya rekening untuk uang saku dan untuk tabungan dipisah agar tidak tercampur dan membingungkan. Jumlah tabungan minimal 10-20% dari total uang saku, usahakan jangan kurang, dan menabunglah secara disiplin. Bisa juga mencoba metode double digit, tabungan sekarang harus dua kali dari tabungan kemarin, tabungan bulan depan harus dua kali tabungan bulan ini. Contohnya, jika bulan ini anda menabung Rp 10,000, maka bulan depan anda harus menabung Rp 20,000, dst. ketika sudah mencapai batas maksimal yang bisa teman-teman tabung, maka kembali lagi ke tabungan terendah.
Dulu ada teman saya yang menabung dengan cara seperti ini, dan hasilnya, beliau bisa berkorban 1 ekor kambing untuk idul Adha, dari yang tadinya hanya menyumbang beberapa ratus ribu saja. Cara ini boleh dicoba, tapi tetap dengan syarat, konsisten dan disiplin.
2. Uang saku bulanan
Mintalah kepada orang tua untuk diberikan jatah uang saku secara bulanan, atau untuk yang sudah kuliah usahakan semua pengeluaran bulanan di handle sendiri. Mengapa begitu? Karena dengan memiliki jatah bulanan, kita bisa melakukan budgeting dengan lebih baik. Dengan menerima uang saku bulanan, memudahkan kita untuk mengatur pos-pos pengeluaran.
Untuk yang sudah kuliah, please take note of this, do not ever beg your parents for money! Kalau pulang ke rumah, please, kabar baik aja yang dibawa, ke rumah ya cuman untuk kangen-kangenan sama orang tua. Sadarilah bahwa orang tua kita sudah punya cukup banyak hal yang dipikirkan tanpa perlu kita tambah dengan masalah keuangan kita.
Terus gimana dong kalau uangnya kurang? Ada dua saran saya disini, pertama, list pengeluaran temen-temen selama sebulan, serinci mungkin ya, sampai uang parkir atau jajan cimol juga dimasukin :) Dari list tersebut, teman-teman bisa memberikan proposal ke orang tua, berapa sebenarnya yang dibutuhkan selama sebulan. Ini yang sudah saya lakukan sejak pertama kali datang ke Singapura. Setiap ada perubahan pengeluaran saya selalu laporkan kepada pimpinan funders (a.k.a bapak hehehe).
Atau temen-temen bisa coba cara kedua, KERJA. Yups, ambil kerja part-time atau berdagang. Banyak sekali manfaat yang bisa didapat dari bekerja, pertama, temen-temen pasti akan lebih menghargai uang. Dengan bekerja kita juga jadi bisa mengatur waktu, belajar berinteraksi dengan banyak orang, dan yang paling penting menurut saya adalah momen-momen ketika kita memberikan uang hasil kerja ke orangtua.
Saya masih ingat lebaran kemarin, ketika dollar sedang naik, uang saya dan adik hanya cukup untuk membayar kos-kosan. Bapak sudah menawarkan untuk menukar dollar lagi, namun saya menolak dengan alasan lebih baik menunggu saat dollar turun. Untungnya saat itu saya sedang libur, sehingga jatah transportasi ke kampus jadi berkurang, dan saya punya banyak waktu untuk kerja part-time. Saya kerja hampir tiap hari, dan Alhamdulillah cukup untuk membiayai saya dan adik sampai dollar turun :) Plus, saya bisa memberikan uang hasil kerja ke ibu, saya masih ingat momen-momen ibu membuka boneka celengan kodok yang ternyata berisi uang, momen yang tak tergantikan.
3. Jangan gunakan kartu kredit
Saat kita sudah hidup sendiri, biasanya kita akan mendapatkan kartu kredit, entah itu satu paket dengan rekening tabungan kita, atau kartu kredit yang diberikan oleh orang tua. Saran saya, sebisa mungkin jangan digunakan. Jika terpaksa menggunakan kartu kredit, usahakan jumlah yang anda pinjam dapat dilunasi di akhir bulan, sehingga tidak temen-temen tidak perlu membayar bunga dari bank. Kartu kredit juga boleh digunakan untuk membeli barang-barang dagangan, dengan catatan keuntungan melebihi bunga bank atau biaya yang dikenakan oleh bank.
4. Berikan hadiah untuk dirimu
Saya paham awalnya memang susah untuk menerapkan pengaturan keuangan, tapi nanti lama-lama terbiasa kok :) Ditambah lagi, dengan mahir mengatur keuangan, insyaa Allah akan memudahkan hidup kita. Untuk menyemangati diri sendiri, ada baiknya temen-temen memberi hadiah untuk diri sendiri. Misalkan temen-temen bisa menjaga pengeluaran sesuai budget atau malah dibawah budget, maka temen-temen boleh beli satu barang yang diinginkan. Pengeluaran untuk hadiah bisa diambil dari uang tabungan atau profit dari berdagang, tapi ingat, hadiahnya harus on budget juga, jangan terlalu mahal.
Sekian tips dari saya, selamat menempuh hidup baru kawan :D
Untuk yang sudah kuliah, please take note of this, do not ever beg your parents for money! Kalau pulang ke rumah, please, kabar baik aja yang dibawa, ke rumah ya cuman untuk kangen-kangenan sama orang tua. Sadarilah bahwa orang tua kita sudah punya cukup banyak hal yang dipikirkan tanpa perlu kita tambah dengan masalah keuangan kita.
Terus gimana dong kalau uangnya kurang? Ada dua saran saya disini, pertama, list pengeluaran temen-temen selama sebulan, serinci mungkin ya, sampai uang parkir atau jajan cimol juga dimasukin :) Dari list tersebut, teman-teman bisa memberikan proposal ke orang tua, berapa sebenarnya yang dibutuhkan selama sebulan. Ini yang sudah saya lakukan sejak pertama kali datang ke Singapura. Setiap ada perubahan pengeluaran saya selalu laporkan kepada pimpinan funders (a.k.a bapak hehehe).
Atau temen-temen bisa coba cara kedua, KERJA. Yups, ambil kerja part-time atau berdagang. Banyak sekali manfaat yang bisa didapat dari bekerja, pertama, temen-temen pasti akan lebih menghargai uang. Dengan bekerja kita juga jadi bisa mengatur waktu, belajar berinteraksi dengan banyak orang, dan yang paling penting menurut saya adalah momen-momen ketika kita memberikan uang hasil kerja ke orangtua.
Saya masih ingat lebaran kemarin, ketika dollar sedang naik, uang saya dan adik hanya cukup untuk membayar kos-kosan. Bapak sudah menawarkan untuk menukar dollar lagi, namun saya menolak dengan alasan lebih baik menunggu saat dollar turun. Untungnya saat itu saya sedang libur, sehingga jatah transportasi ke kampus jadi berkurang, dan saya punya banyak waktu untuk kerja part-time. Saya kerja hampir tiap hari, dan Alhamdulillah cukup untuk membiayai saya dan adik sampai dollar turun :) Plus, saya bisa memberikan uang hasil kerja ke ibu, saya masih ingat momen-momen ibu membuka boneka celengan kodok yang ternyata berisi uang, momen yang tak tergantikan.
3. Jangan gunakan kartu kredit
Saat kita sudah hidup sendiri, biasanya kita akan mendapatkan kartu kredit, entah itu satu paket dengan rekening tabungan kita, atau kartu kredit yang diberikan oleh orang tua. Saran saya, sebisa mungkin jangan digunakan. Jika terpaksa menggunakan kartu kredit, usahakan jumlah yang anda pinjam dapat dilunasi di akhir bulan, sehingga tidak temen-temen tidak perlu membayar bunga dari bank. Kartu kredit juga boleh digunakan untuk membeli barang-barang dagangan, dengan catatan keuntungan melebihi bunga bank atau biaya yang dikenakan oleh bank.
4. Berikan hadiah untuk dirimu
Saya paham awalnya memang susah untuk menerapkan pengaturan keuangan, tapi nanti lama-lama terbiasa kok :) Ditambah lagi, dengan mahir mengatur keuangan, insyaa Allah akan memudahkan hidup kita. Untuk menyemangati diri sendiri, ada baiknya temen-temen memberi hadiah untuk diri sendiri. Misalkan temen-temen bisa menjaga pengeluaran sesuai budget atau malah dibawah budget, maka temen-temen boleh beli satu barang yang diinginkan. Pengeluaran untuk hadiah bisa diambil dari uang tabungan atau profit dari berdagang, tapi ingat, hadiahnya harus on budget juga, jangan terlalu mahal.
Sekian tips dari saya, selamat menempuh hidup baru kawan :D
Sunday, May 4, 2014
Mempersiapkan Pensiun Dini
Di artikel sebelumnya, saya sudah membahas sedikit
tentang pentingnya mempersiapkan pensiun sedini mungkin. Nah, kali ini saya
ingin membahas persiapan-persiapan yang harus dilakukan sebelum memutuskan
untuk pensiun dini.
Menurut pak Eko P.
Pratomo, idealnya kita mempersiapkan pensiun sejak pertama kali menerima gaji
pertama, dengan menabung/menyisihkan persentase terentu dari gaji/penghasilan
secara rutin untuk diinvestasikan. Jika tidak sanggup sejak pertama kali
bekerja, paling tidak persiapkan pensiun dalam rentang waktu kurang lebih 20
tahun. Kenapa begitu lama? Karena banyak sekali hal yang harus disiapkan, tidak
hanya secara finansial, tapi juga mental dan juga membangun
"expertise" untuk tetap produktif dan terus mampu berkegiatan setelah
pensiun.
Pensiun dini adalah ketika seseorang memutuskan
untuk pensiun lebih awal dari umur pensiun rata-rata (sekitar 55-65 tahun,
tergantung dari profesinya). Para pelaku pensiun dini biasanya masih aktif
berkegiatan, namun tujuannya sudah bukan lagi untuk uang. Atau bisa juga pelaku
pensiun dini memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan membuka sebuah
bisnis atau berkegiatan sesuai passion masing-masing.
Pensiun dini dapat dikatakan seperti pedang bermata
dua, ia dapat menjadi baik untuk mereka yang sudah mempersiapkan segalanya
dengan matang dan menjadi buruk untuk mereka yang tidak siap. Ada beberapa
situasi yang terjadi pada pelaku pensiun dini, yaitu mereka yang memang
mengundurkan diri berdasarkan keinginannya sendiri dan mereka yang
"terpaksa" mengundurkan diri karena perusahaannya melakukan
peremajaan atau pemangkasan SDM. Biasanya, mereka yang "terpaksa"
untuk pensiun dini tersebut menjadi tidak siap, uang pesangon yang jumlahnya cukup
besar (biasanya lebih banyak dari yang pensiun normal) pun tetap memberikan
rasa khawatir. Di lain kondisi ada beberapa orang yang sudah mempersiapkan
untuk pensiun dini, namun mendapati bahwa keadaan di lapangan jauh berbeda
dengan bayangannya. Inilah mengapa, penting sekali untuk mencari info-info yang
diperlukan agar tidak terkaget-kaget setelah pensiun.
Penting juga untuk mempersiapkan kegiatan-kegiatan
yang produktif setelah pensiun, baik yang pensiun dini maupun yang pensiun
normal. Bagi mereka yang pensiun normal, kegiatan-kegiatan tersebut dapat
membantu mencegah munculnya penyakit post-power syndrome. Bagi yang pensiun
dini, kegiatan produktif dibutuhkan karena sesungguhnya pelaku pensiun dini
masih dalam umur-umur produktif yang sangat sayang jika tidak dimaksimalkan. Untuk
jenis-jenis kegiatannya mungkin bisa kita bahas di artikel selanjutnya :)
Ada beberapa tips dalam berinvestasi untuk pensiun. Pertama,
berinvestasilah 10-30% dari pendapatan (diluar tabungan dan membayar hutang),
mulailah untuk disiplin berinvestasi sejak pertama kali bekerja. Contohnya,
Mark, pensiunan guru dari Seattle. Ia menginvestasikan 20% gajinya melalui
reksadana sejak awal bekerja, untuk pensiun. Di umur 60 tahun ia dapat liburan bersama istrinya ke Bali dan
ke tempat-tempat lain yang mereka sukai. Ia mengatakan bahwa temannya yang
menginvestasikan hanya 5-10% saja untuk pensiun rata-rata hanya bisa menutup
pengeluaran bulanan mereka, namun tidak dapat benar-benar menikmati masa
pensiunnya. Tapi, kembali lagi, setiap orang menginginkan kondisi kehidupan
setelah pensiun yang berbeda-beda. Tentukan dulu keinginan anda, kemudian hitung
anggaran dan jumlah investasi yang diperlukan mulai dari sekarang, seperti yang
sudah di paparkan di artikel sebelumnya.
Setelah biaya untuk pensiun ditentukan, rencanakan
dengan baik untuk jenis investasinya. Hati-hati, jangan mudah tergiur dengan
tawaran investasi yang tidak masuk akal, seperti dapat menghasilkan keuntungan
tinggi dalam waktu singkat dengan resiko yang kecil. Biasanya investasi-investasi
tersebut adalah ponzi scheme atau penipuan. Lebih baik teliti betul-betul
tempat anda meletakkan investasi, daripada kehilangan masa pensiun idaman anda.
Jangan lupa mengkomunikasikan keinginan anda untuk
pensiun dini dengan pasangan atau keluarga. Selain agar anda mendapat dukungan
dari mereka, mungkin juga ada beberapa perubahan yang harus dilakukan bersama,
misalkan pemotongan anggaran rumah tangga yang mengharuskan gaya hidup untuk
berubah. Ada baiknya memang membiasakan untuk hidup sederhana dari awal, agar
semakin banyak dana yang dapat dialokasikan untuk investasi, baik investasi
dunia maupun akhirat. Kalau kata pak Ahmad Ghozali, menjadi kaya itu penting,
namun yang tidak penting adalah menunjukkan apda orang lain bahwa kita kaya.
Terakhir, ubahlah mindset anda dari karyawan menjadi
usahawan, jika anda ingin melanjutkan berbisnis setelah pensiun dini.
Investasikan waktu juga untuk melihat info-info dan tren bisnis terkini. Jangan
lupa juga untuk mempersiapkan pendapatan pasif. Dengan meningkatnya jumlah
mahasiswa dan semakin naiknya harga sewa kamar kos, menyewakan kos-kosan bisa
menjadi alternatif yang bagus untuk pendapatan pasif.
Jangan ragu untuk mengambil keputusan, baik pensiun
dini ataupun pensiun normal, baik menjadi karyawan maupun menjadi usahawan.
Semua pilihan adalah baik, pilihlah yang dapat membuat anda bahagia :)
(Calon) family financial planner
Enes Kusuma
Subscribe to:
Posts (Atom)