Oke, langsung ke ceritanya. Jam 8 di pagi hari jum'at nan sibuk, setelah saya berkutat dengan tugas accounting yang luar biasa ngebut, kami (saya dan keluarga) pun bersiap untuk menuju ke Selo, sebuah daerah di wilayah atas gunung Merapi yang jujur saya tidak ada bayangan (karena emang gak ngebayangin juga sih :p) sama sekali seperti apa keadaan disana.
Dengan semangat 45, kami bersama dengan si Caravell biru --andalan keluarga margosari-- meluncur menuju Selo. Sepanjang perjalanan yang kurang lebih memakan waktu satu jam, kami disuguhi dengan pemandangan yang menyegarkan mata. Pepohonan dimana-mana, angin sepoi-sepoi, jalan kelak-kelok khas gunung, dan yang paling saya suka adalah udara dingin yang sudah lama tidak saya rasakan selama berada di Singapura.
Akhirnya, kami sampai juga di Selo. Spanduk "Selamat Datang Peserta Pesantren Ramadhan" menyambut kami di jalan utama menuju ke penginapan. Sambil menunggu peserta yang lainnya, kami istirahat sebentar di Pendopo sambil --tetap-- foto-foto :D Kebetulan kami sampai berbarengan dengan keluarga t-rex, keluarganya om Hamidi dan tante Fadilla, (sebelum hadir di pesantren kami sudah "bertemu" dan saling kenalan di WA, jadinya sedikit banyak sudah saling tahu ke-khas-an keluarga masing-masing, hohoho) keluarga ini dijuluki keluarga t-rex karena anak-anaknya, duo Karim dan Ayyash yang sangat mencintai hewan purba karnivora tersebut.
Sebagai tuan rumah yang baik, saya akhirnya beralih peran dari peserta menjadi "gadis pengantar tamu" yang tugasnya mengantarkan tamu ke kamarnya masing-masing (dan semenjak ini, peran rangkap saya jadi peserta plus panitia pun dimulai). Untung saja para tamu rata-rata membawa mobil sendiri, karena lokasi kamarnya itu loh, nanjaknya masya Allah. Naiknya bikin ngos-ngosan banget, tapi kalau turun sih enak-enak aja, hahaha. Setelah selesai menjalankan tugas sebagai gadis pengantar tamu, saya dan Ara beralih tugas menjadi "gadis registrasi" yang tugasnya cukup simpel sih, hanya disuruh untuk menulis nama dan mendata yang sudah hadir.
Kebetulan saat itu saya sedang tidak puasa dan kebetulan lainnya, saat itu saya belum sarapan dan kelaparan. Akhirnya, naiklah saya ke kamar Ananda, di kamar itu ada rumah bu Jono, yang akan menyiapkan konsumsi selama acara Perak nanti. Dan saya pun naik dengan harapan akan menemukan sepiring nasi. Tapi, sesampainya saya disana, saya hanya mendapati meja makan yang kosong dan sekaleng kerupuk *nelen kaleng* Karena kelaparan, saya pun memakan beberapa buah karak untuk mengganjal perut yang mulai dangdutan.
Saat saya turun ke pendopo, ternyata meja registrasi sudah sangat penuh dan yang datang juga mulai banyak. Anak-anak mulai bermain, orang tua mulai saling berkenalan, dan suasana seru mulai muncul di dalam acara ini. Tidak berapa lama kemudian, Salma dan Nabila sudah sampai di Selo. Pekerjaan sebagai gadis registrasi pun saya pindah tangankan ke panitia yang sebenarnya. Alhamdulillah, Salma dan Nabila datang dengan kabar gembira untuk saya, bukan.. bukan manggis sekarang ada ekstraknya :p Mereka datang dengan membawa banyak pop mie dan roti. Surga dunia~ dan perut saya pun berhenti dangdutan.
Selesai menyeruput pop mie yang menyelamatkan jiwa dan ragaku, aku, Ara, Salma, Nabila, tante Ade, tante Aan, om Reza, dan segenap crew lainnya. memutuskan untuk menjelajahi medan. Berbekal kamera milik mas Fattah yang kugondol secara sepihak (:p) kami pun ber-hunting foto ria. Berbagai macam benda dijadikan objek foto, mulai dari bunga, pemandangan, rumah penduduk yang unik, sampai laba-laba pun kami jadikan objek foto. Obrolan ringan dan canda tawa menghiasi acara jalan-jalan kita saat itu. Suasana yang tadinya kaku lama kelamaan mulai mencair seiring dengan berjalannya waktu.
to be continued....
No comments:
Post a Comment