Friday, July 27, 2012
Renungan : Sebuah Kebiasaan Buruk yang Tidak Kita Sadari
COPAS dari mbak @nurma yunita
-----------------------------------------------------------------
BACALAH .. RENUNGKAN .. & KOMENLAH SEPERLUNYA ...
-----------------------------------------------------------------
Kemarin jam 16:31 ·
============
Beberapa tahun silam, saya menemukan di sebuah milis posting menarik dan menggugah bertajuk “Bocah Misterius”. Bocah itu menjadi pembicaraan, di kampung Ketapang. Sudah tiga hari ini ia mondar-mandir, keliling kampung. Ia menggoda anak-anak sebayanya, menggoda anak-anak remaja di atasnya, dan bahkan orang-orang tua. Hal ini bagi orang kampung sungguh menyebalkan. Yah bagaimana tidak menyebalkan, anak itu menggoda dengan berjalan ke sana ke mari, sambil tangan kanannya memegang roti isi daging yang tampak coklat menyala. Sementara tangan kirinya memegang es kelapa, lengkap dengan tetesan air dan butiran-butiran es, yang melekat di plastik es tersebut.
Pemandangan tersebut menjadi hal biasa, bila orang-orang kampung melihatnya bukan pada bulan puasa. Tapi ini justru terjadi di tengah hari, pada bulan puasa. Bulan, ketika banyak orang sedang menahan lapar dan haus. Es kelapa dan roti isi daging, tentu saja menggoda orang yang melihatnya. Pemandangan itu semakin bertambah tidak biasa, karena kebetulan selama tiga hari semenjak bocah itu ada, matahari di kampung itu lebih terik dari biasanya.
Luqman mendapat laporan dari orang-orang kampong, mengenai bocah itu. Mereka tidak berani melarang bocah kecil itu, menyodor-nyodorkan dan memperagakan bagaimana dengan nikmatnya, ia mencicipi es kelapa dan roti isi daging tersebut. Pernah ada yang melarangnya, tapi orang itu kemudian dibuat mundur ketakutan sekaligus keheranan. Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikan kilatan yang menyeramkan. Membuat mundur semua orang yang akan melarangnya.
Luqman memutuskan, akan menunggu kehadiran bocah itu. Kata orang kampung, belakangan ini, setiap ba'da dzuhur, anak itu akan muncul secara misterius. Bocah itu akan muncul dengan pakaian lusuh yang sama dengan hari-hari kemarin, dan akan muncul pula dengan es kelapa dan roti isi daging yang sama juga.
Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu datang lagi. Benar, ia menari-nari dengan menyeruput es kelapa itu. Tingkah bocah itu jelas membuat orang lain menelan ludah, tanda ingin meminum es itu juga. Luqman pun lalu menegurnya, cuma ya itu tadi, bukannya takut, bocah itu malah mendelik hebat dan melotot seakan-akan matanya akan keluar. “Bismillah.. .” ucap Luqman, dengan kembali mencengkeram lengan bocah itu. Ia kuatkan mentalnya. Ia berpikir, kalau memang bocah itu bocah jadi-jadian, ia akan korek keterangan apa maksud semua ini. Kalau memang bocah itu “bocah beneran” pun, ia juga akan cari keterangan, siapa dan dari mana sesungguhnya bocah itu.
Mendengar ucapan bismillah itu, bocah tadi mendadak menuruti tarikan tangan Luqman. Luqman pun menyentak tangannya, menyeret dengan halus bocah itu, dan membawanya ke rumah. Gerakan Luqman diikuti dengan tatapan penuh tanda tanya, dari orang-orang yang melihatnya.
"Ada apa Tuan melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi daging ini ? Bukankah ini kepunyaan saya ?” tanya bocah itu sesampainya di rumah Luqman, seakan-akan tahu bahwa Luqman akan bertanya tentang kelakuannya. Matanya masih lekat menatap tajam pada Luqman.
“Maaf ya, itu karena kamu melakukannya dibulan puasa,” jawab Luqman dengan halus, ”apalagi kamu tahu, bukankah seharusnya kamu juga berpuasa ? Kamu bukannya ikut menahan lapar dan haus, tapi malah menggoda orang dengan tingkahmu itu..
”Sebenarnya Luqman masih akan mengeluarkan uneg-unegnya, mengomeli anak itu. Tapi mendadak bocah itu berdiri sebelum Luqman selesai. Ia menatap Luqman lebih tajam lagi. “Itu kan yang kalian lakukan juga kepada kami semua !! Bukankah kalian yang lebih sering melakukan hal ini ketimbang saya..?! Kalian selalu mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup di bawah garis kemiskinan pada sebelas bulan diluar bulan puasa ?? Bukankah kalian yang lebih sering melupakan kami yang kelaparan, dengan menimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan kami ?? Bukankah kalian juga yang selalu tertawa dan melupakan kami yang sedang menangis ??Bukankah kalian yang selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit menyerang, sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan hingga kematian menjemput ajal..?! Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalian untuk menahan lapar dan haus ?? Ketika bedug maghrib bertalu, ketika azan maghrib terdengar, kalian kembali pada kerakusan kalian…!?
”Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pada Luqman untuk menyela.Tiba-tiba suara bocah itu berubah. Kalau tadinya ia berkata begitu tegas dan terdengar “sangat” menusuk, kini ia bersuara lirih, mengiba.
“Ketahuilah Tuan.., kami ini berpuasa tanpa ujung, kami senantiasa berpuasa meski bukan waktunya bulan puasa, lantaran memang tak ada makanan yang bisa kami makan. Sementara Tuan hanya berpuasa sepanjang siang saja. Dan ketahuilah juga, justru Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan lah yang menyakiti perasaan kami dengan berpakaian yang luar biasa mewahnya, lalu kalian sebut itu menyambut Ramadhan dan ‘Idul Fithri? Bukankah kalian juga yang selalu berlebihan dalam mempersiapkan makanan yang luar biasa bervariasi banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian menyebutnya dengan istilah menyambut Ramadhan dan ‘Idul Fithri ??Tuan.., sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkan pada bulan Ramadhan pun hanya ada kepedulian yang seadanya pula.Tuan.., kalianlah yang melupakan kami, kalianlah yang menggoda kami, dua belas bulan tanpa terkecuali termasuk di bulan ramadhan ini. Apa yang telah saya lakukan adalah yang kalian lakukan juga terhadap orang-orang kecil seperti kami .. !!!
Tuan.., sadarkah Tuan akan ketidak abadian harta ?? Lalu kenapakah kalian masih saja mendekap harta secara berlebih ?? Tuan.., sadarkah apa yang terjadi bila Tuan dan orang-orang sekeliling Tuan tertawa sepanjang masa, dan melupakan kami yang semestinya diingat ?? Bahkan, berlebihannya Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan bukan hanya pada penggunaan harta, tapi juga pada dosa dan maksiat.. Tahukah Tuan akan adanya azab Tuhan yang akan menimpa ??
Tuan.., jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi. Tuan…, jangan merasa perut kan tetap kenyang lantaran masih tersimpan pangan ‘tuk setahun, jangan pernah merasa matahari tidak akan pernah menyatu dengan bumi kelak….
”Wuahh…, entahlah apa yang ada di kepala dan hati Luqman. Kalimat demi kalimat meluncur deras dari mulut bocah kecil itu tanpa bisa dihentikan. Dan hebatnya, semua yang disampaikan bocah tersebut adalah benar adanya !! Hal ini menambah keyakinan Luqman, bahwa bocah ini bukanlah bocah sembarangan. Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja meninggalkan Luqman yang dibuatnya terbengong-bengong.
Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu menghilang bak ditelan bumi. Begitu sadar, Luqman berlari mengejar ke luar rumah hingga ke tepian jalan raya kampung Ketapang. Ia edarkan pandangan ke seluruh sudut yang bisa dilihatnya, tapi ia tidak menemukan bocah itu. Di tengah deru nafasnya yang memburu, ia tanya semua orang di ujung jalan, tapi semuanya menggeleng bingung. Bahkan, orang-orang yang menunggu penasaran di depan rumahnya pun mengaku, tidak melihat bocah itu keluar dari rumah Luqman. Bocah itu benar-benar misterius. Dan sekarang ia malah menghilang.
Luqman tidak mau main-main, segera ia putar langkah balik ke rumah. Ia ambil sajadah, sujud dan bersyukur. Meski peristiwa tadi irrasional, tidak masuk akal, tapi ia mau meyakini bagian yang masuk akal saja. Bahwa memang betul adanya apa yang dikatakan bocah misterius tadi.
Bocah tadi memberikan pelajaran yang berharga, betapa kita sering melupakan orang yang seharusnya kita ingat : "Yaitu mereka yang tidak berpakaian, mereka yang kelaparan, dan mereka yang tidak memiliki penghidupan yang layak". Bocah tadi juga memberikan Luqman pelajaran bahwa seharusnya mereka yang sedang berada di atas, yang sedang mendapatkan karunia Allah, jangan sekali-kali menggoda orang kecil, orang bawah, dengan berjalan membusungkan dada, dan mempertontonkan kemewahan yang berlebihan.
Marilah berpikir tentang dampak sosial yang akan terjadi bila kita terus menjejali tontonan kemewahan, sementara yang melihatnya sedang membungkuk menahan lapar. Luqman berterima kasih kepada Allah yang telah memberikannya hikmah yang luar biasa. Luqman tidak mau menjadi bagian yang Allah sebut mati mata hatinya.
Sekarang yang ada dipikirannya sekarang , entah mau dipercaya orang atau tidak, ia akan mengabarkan kejadian yang dialaminya bersama bocah itu. Sekaligus pula menjelaskan hikmah, atas kehadiran bocah tadi kepada semua orang yang dikenalnya, kepada sebanyak-banyaknya orang. Kejadian bersama bocah tadi begitu berharga, bagi siapa saja yang menghendaki bercahayanya hati.
Pertemuan itu menjadi pertemuan yang terakhir. Sejak itu Luqman tidak pernah lagi melihatnya, selama-lamanya. Luqman rindu kalimat-kalimat pedas dan tudingan-tudingan yang memang betul adanya. Luqman rindu akan kehadiran anak itu, agar ada seseorang yang berani menunjuk hidungnya ketika ia salah.
Jadi, apa yang akan anda lakukan saat lebaran nanti? pikirkan dengan baik dan...
Selamat menjalankan ibadah puasa :)
Thursday, July 26, 2012
Iran : IRAN I'M COMING
Iran hari pertama...
Aku sudah harus terbangun di pagi buta yang gelap ini, ketika matahari pun belum bangun untuk setidaknya menghangatkan tubuhku dari dinginnya angin yang menusuk-nusuk ini. Dengan setengah hati aku melangkah menuju kamar di bagian bawah. Maklum, aku sedang berkemah di Mulberry hill, Cibodas, jadi aku sedang berada di bagian puncak sedangkan koper-koper untuk berangkat ke Iran berada di bawah.
Selesai berganti baju, sholat, dsb. Akhirnya kami menuju bandara menggunakan mobil. Tidak ada yang bisa dinikmati sepanjang perjalanan, karena gelap :p Jadi aku memutuskan, lebih baik aku tidur untuk menyimpan energiku.
Tidak terasa kami sudah berada di bandara. Setelah check in, dsb. kami memasuki ruang tunggu yang saat itu masih sepi, tidak ada satu orangpun terlihat duduk menunggu pesawat, membuat kami kalang kabut karna mengira telah salah masuk ruang tunggu. Syukurlah kami tidak salah.
Satu jam kemudian pesawat datang, dan kami pun sudah terbang menuju ke Malaysia.
Pukul satu siang, kami akhirnya mendarat di Kuala Lumpur. Mengingat waktu menunggu (transit) akan sangat lama (4 jam), kami berkeliling dengan harapan akan menemukan lounge yang bisa dimasuki. Sayangnya, rupanya Tuhan berkehendak lain (halah), kami tidak menemukan satu lounge pun kecuali rumahNya. Yak benar, kami beristirahat di masjid akhirnya :D ternyata nggak kalah nyamannya, sejuk pula :)
Setelah sholat zuhur, kami pergi untuk menukar dollar kami dengan ringgit, biar bisa digunakan buat nyumpel perut, kan ringgit jumlahnya lebih banyak dari dollar (eh emang mau makan uangnya :p). JK. Maksudnya biar bisa dibelanjakan :))
Akhirnya tiba saatnya untuk masuk ke ruang tunggu. Dengan gayanya kami memasuki toko-toko di ruang tunggu untuk membeli oleh-oleh buat bude (temennya bapak di Iran). Dasar cowok bersosok perempuan (aku maksudnya :p), baru disuruh pake gamis aja udah kesandung-sandung -_- sampai menyebabkan patahnya magnet yang dijual di toko (terpaksa bayar deh T.T). Nah selesai pilah-pilih barang, waktunya ngopi-ngopi sambil nunggu boarding. Sambil ngopi kami melihat keadaan sekitar, dengan kesimpulan mengenaskan bahwa : KITA PALING PESEK -__- jleb jleb jleb. nasib nasiiiib. Dan yang mengejutkan (lagi), ternyata orang-orang Iran nggak semuanya pake jilbab, bajunya seksi-seksi (lengan panjang sih, tapi ketat), ada poni dan jambul syahrininya juga lagi, ckck.
Waktunya boarding... Iran, I'm comiiing :D
8 jam di pesawat ternyata membosankaaaan >< untung saja ada ipad yang disewa dari pesawat, jadi bisa nonton-noton film. Pertama-tama, makananku datang, menunya
hotdog, jelly, wafer, sama ribenna. Selesai makan aku nonton
film china, judulnya the white vengeance. Ceritanya tentang dua orang
saudara seperguruan yang ambisius. Suatu hari sang raja meminta
pendapat tiga dewa untuk menyelamatkan negaranya, salah satu caranya
adalah dengan mengadu domba dua saudara itu. Dimulailah perang. Di
dalam cerita, kelihatannya si adik terlihat baik dan polos, namun di
akhir cerita dialah yang memenangkan pertempuran. Sayangnya begitu dia
menang, Ia malah membunuh ksatria-ksatria yang paling berjasa dalam
peperangan itu. Entahlah hidup seperti apa yang ia lewati setelah memenangkan pertempuran hingga akhir hayatnya, namun kata-kata terakhirnya sebelum meninggal adalah: 'Sesungguhnya ketika aku datang
ke pertemuan (tentang perang) bukanlah nyawaku taruhannya, tapi
adalah kemampuanku untuk mempercayai seseoranglah taruhannya.' Maksudnya, ia tidak lagi mampu memercayai orang-orang di sekitarnya, penuh kecurigaan yang mengakibatkan kematian orang-orang terdekatnya. Begitulah ketika sebuah peperangan
membuat kedua belah pihak tidak ada yang menang.
Film kedua yang kutonton adalah hugo.
Bercerita tentang seorang anak yang tinggal di sebuah jam raksasa, ia
ingin mengungkap misteri tentang robot yang sebelumnya digarap
olehnya dan ayahnya sebelum ayahnya meninggal dan membuat ia
menjadi sebatang kara. Highly recommended, keren sih filmnya :D
Pada awalnya, ketika aku nonton film ibu juga ikut nonton film, belum sampai setengah jalan eh udah bosen, terus beralih ke game (sampe ngakak aku ngeliat ibu main game XD) eh beberapa menit kemudian, aku udah denger suara gergaji 'ngrrooook ngrooookk', udah tidur deh sekarang. hihi.
Singkat cerita, kami sudah sampai di Iran, WOW ternyata cewek-cewek Iran yah kalo nggak pake cadur-cadurnya itu nggak keliatan cantiknya. Murahan iya :p tapi tetep, don't judge the book by its cover, beberapa tetep baik kok :)
Wah benar-benar terasa 'tamu negara'nya, paspor sudah ada yang mengurus, barang dibawakan, dan kami tinggal duduk santai saja, ckck. Terharu aku *lebay*. Sayangnya, aku dan ibu harus berpisah, karna aku akan pergi ke rumah bude, sedangkan ibu langsung ke hotel. Sepanjang perjalanan menuju rumah bude aku tidur lagi. Capek banget. Begitu turun dari mobil, baru kerasa kalo udah bukan di Asia Tenggara, rumahnya kotak-kotak, kayak yang di film Children of heaven *.* lantainya di tutupi karpet, kasurnya tipis tanpa ranjang, wow, amazing. Tapi meski takjub dan exciting banget, tetep aja aku kangen sama ibu, Singapur dan Ara :( hixhix. Yasudah, mari kita tidur saja :)
Puncak Cibodas w/ bu Mira |
Monday, July 23, 2012
Iran : Hotel, Teman baru dan Panitia nggatel
Iran hari kelima...
Jam 6.....Jam 6:30.....Jam 7, kok pintu kamarku belum diketuk-ketuk? :o Akhirnya, untuk kedua kalinya, aku kembali nongkrong di ruang tamu, menunggu kabar. 5 menit.. 10 menit... 15 menit... Akhirnya kabar yang kucari datang juga, ternyata.... Pakde sakit -_- jadi nggak bisa kemana-mana hari ini :( yasudah tidak apa lah. Sekali-sekali istirahat.
Beberapa menit kemudian, ada telpon dari ibu. Ibu ngajakin aku buat tinggal di hotel dan aku disuruh membawa semua barang, jadi nanti bisa sekalian packing untuk pulang. Awalnya aku agak menolak, terbayang bagaimana ketatnya berkegiatan sama ibu, kemarin saja tentara dimana-mana, belom lagii kalo aku nggak dibolehin ikut acara jalan-jalannya, bisa mati kutu aku nanti :o Tapi, setelah dibujuk-bujuk ibu dengan alasan 'kan sudah selesai conference, jadi nggak seketat dulu' pun aku akhirnya mau pergi ke hotel.
Jam 11 kami berangkat menuju ke counter taxi, untung saja counternya tidak terlalu jauh, nggak kebayang aku kalau harus jalan jauh di iran sambil geret-geret koper O.O Tidak berapa lama kemudian kami sudah duduk di taxi menuju ke hotel Esteghlal.
Sesampainya di hotel, tidak lagi terlihat tentara-tentara yang nongkrong di depan hotel seperti sebelumnya postingan menyusul, tanpa perlu ribet di tanya-tanyain, kami bisa langsung masuk ke lobby.
Di lobby kami bertemu dengan orang-orang Indonesia yang lagi nunggu bis buat shopping, Seharusnya mereka pergi ke Masyhad, tapi karena kekurangan quota jadinya trip ke masyhad di cancel. Akhirnya para ibu-ibu Indonesia berinisiatif untuk shopping saja.
Kembali ke ibu. Di tunggu-tunggu nggak dateng-dateng, di telpon nggak jawab-jawab, separo berputus asa dicampur capek, akhirnya kami minta tolong panitia untuk manggil ibu, barulah yang ditunggu-tunggu dateng -____-
Setelah cerita-cerita, bude pulang, karna pakde harus dijagain, aku dan ibu pun langsung naruh barang di kamar. Di kamar aku dan ibu perang 'pamer oleh-oleh' huehehe. Dan berbagai cerita tentang perjalananku pun kuumbar :) Rasanya sedih sih mendadak harus meninggalkan rumah bude, but life must go on. Sedih nggak akan membawa hal-hal bahagia, so, I prefer to just enjoy what I had to do, ckck.
Sebagai orang sibuk, ibu harus bolak-balik kamar-lobby terus. Jadi, aku sering di kamar sendirian. Kalo waktu sendirian gini, aku suka menjelajahi isi kamar dan main game pastinya, njemur baju juga sih :D hehehe
Waktu makan siang, aku cuma bisa maakan lasagna dan puding, soalnya yang lain makanannya khas Iran banget sih >< ketika lagi makan, tiba-tiba ada anak remaja berwajah Arab duduk semeja denganku. Eh di ajak ngobrol lagi sama ibu, mau nggak mau aku ikut nimbrung. Dan aku akhirnya tahu kalo Hamasa (nama cewek itu) emang suka nongkrong di meja orang Indonesia, biasanya dia nyariin tante Deasy (tante-tante yang mukanya masih kayak anak-anak -_-). Berhubung tante Deasy lagi pergi, dia sekarang menyasar aku x) hehehe.
Sementara para ibu itu berbincang-bincang, kami juga asik berbincang saling mengenal dan sesekali bermain game di Galaxy Tab :D Sampai akhirnya aku capek dan memilih untuk naik ke atas. Ketika aku berada di depan lift, Hamasa juga berada disana (padahal seingaatku dia mau pergi ke tempat lain). Kemudian dia mengikutiku sampai depan kamar, sepertinya dia menduga aku akan pergi ke suatu tempat dengannya, kemudian aku jelaskan kalau aku mau istirahat dulu di kamar, kami bertukar nomer telpon. Aku berjanji akan mengabarinya kalau aku sedang berada di lobby.
"Mbak, Hamasa masih di lobby mondar-mandir sendirian itu," kata ibu yang baru saja turun ke lobby. Aku hanya manggut-manggut dengan dipenuhi rasa kasihan dan bersalah ><
Beberpa menit kemudian ibu harus turun lagi untuk ke sekian kalinya. Dan aku pun hanya sendiri, sampai akhirnya pintu kamarku diketuk, dan ketika kuintip, Hamasa sudah berdiri di depannya.
"your mom said I can go to your room.... Is it okay"
"sure, of course, come in :)"
Baru beberapa menit di kamar bersama Hamasa, ibu masuk dengan heboh.
"MBAK AYO SHOPPING!! cepetaaan!!"
"tunggu bentaaar, aku sholat dulu!"
Dan disinilah kami, menunggu jemputan dari pihak panitia bersama dengan ibu-ibu dari Filipin, temennya ibu. Hamasa tadinya sudah sangat senang karna kami ajak shopping bersama, sayang ibunya tidak mengijinkan :(
WOW! Panitia yang bertugas mengawal kami (berasa anak presiden men :p) menyupir dengan sangat 'brutal' >< Gila aja, masak tiap kali belok nggak pernah di rem, ckck. Tapi acara shopping tetap berjalan lancar dan terkendali. Komunikasinya bagaimana? Tenang, selama ada bahasa tubuh dan kalkulator, semuanya aman terkendali !! huehehehe
Pulang dari shopping, kami bertemu dengan ibu-ibu Indonesia yang juga lagi shopping di hotel, mereka lagi sibuk pilah-pilih karpet persia, hihihi. Selanjutnya kami menuju ke salah satu kamar ibu Indonesia dan bertemu dengan mbak Sifa (mahasiswa Indonesia di Tehran) dan terlibat perbincangan seru. Tapi, berhubung pulsaku lagi habis dan mau minta tolong mbak Sifa untuk di bantu beliin, aku harus mengambil amplop berisi data sim card iran ku yang di kamar (aku nggak hapal nomernya booo :p) Dan akupun ke kamar.
Ketika mau membuka pintu kamar, tiba-tiba aku di samperin seseorang,
"hello, where are you come from?"
" Indonesia,"
"oh, you are my guest, so, do you want to go to Masyhad tomorrow?"
"yes,"
"and what is your name,"
"Nurul, or you just search for Septi,"
"oh okay then," dia ngomong dengan muka tidak mengenakkan untuk dipandang, dan percakapan kami di akhiri dengan tepukan tangannya ke pipiku. KURANG AJAR :@ langsung aja aku masuk ke kamar, mengambil amplop dan lari ke tempat dimana ibu berada. Aku ceritakan semuanya tentang percakapan tadi, hiiih aku jijik banget sama orang itu :(
Untungnya malam ini berakhir dengan menyenangkan dan melelahkan. Waktunya bersia untuk berangkat ke masyhad besok :))
Jam 6.....Jam 6:30.....Jam 7, kok pintu kamarku belum diketuk-ketuk? :o Akhirnya, untuk kedua kalinya, aku kembali nongkrong di ruang tamu, menunggu kabar. 5 menit.. 10 menit... 15 menit... Akhirnya kabar yang kucari datang juga, ternyata.... Pakde sakit -_- jadi nggak bisa kemana-mana hari ini :( yasudah tidak apa lah. Sekali-sekali istirahat.
Beberapa menit kemudian, ada telpon dari ibu. Ibu ngajakin aku buat tinggal di hotel dan aku disuruh membawa semua barang, jadi nanti bisa sekalian packing untuk pulang. Awalnya aku agak menolak, terbayang bagaimana ketatnya berkegiatan sama ibu, kemarin saja tentara dimana-mana, belom lagii kalo aku nggak dibolehin ikut acara jalan-jalannya, bisa mati kutu aku nanti :o Tapi, setelah dibujuk-bujuk ibu dengan alasan 'kan sudah selesai conference, jadi nggak seketat dulu' pun aku akhirnya mau pergi ke hotel.
Jam 11 kami berangkat menuju ke counter taxi, untung saja counternya tidak terlalu jauh, nggak kebayang aku kalau harus jalan jauh di iran sambil geret-geret koper O.O Tidak berapa lama kemudian kami sudah duduk di taxi menuju ke hotel Esteghlal.
Sesampainya di hotel, tidak lagi terlihat tentara-tentara yang nongkrong di depan hotel seperti sebelumnya postingan menyusul, tanpa perlu ribet di tanya-tanyain, kami bisa langsung masuk ke lobby.
Di lobby kami bertemu dengan orang-orang Indonesia yang lagi nunggu bis buat shopping, Seharusnya mereka pergi ke Masyhad, tapi karena kekurangan quota jadinya trip ke masyhad di cancel. Akhirnya para ibu-ibu Indonesia berinisiatif untuk shopping saja.
Kembali ke ibu. Di tunggu-tunggu nggak dateng-dateng, di telpon nggak jawab-jawab, separo berputus asa dicampur capek, akhirnya kami minta tolong panitia untuk manggil ibu, barulah yang ditunggu-tunggu dateng -____-
Setelah cerita-cerita, bude pulang, karna pakde harus dijagain, aku dan ibu pun langsung naruh barang di kamar. Di kamar aku dan ibu perang 'pamer oleh-oleh' huehehe. Dan berbagai cerita tentang perjalananku pun kuumbar :) Rasanya sedih sih mendadak harus meninggalkan rumah bude, but life must go on. Sedih nggak akan membawa hal-hal bahagia, so, I prefer to just enjoy what I had to do, ckck.
Sebagai orang sibuk, ibu harus bolak-balik kamar-lobby terus. Jadi, aku sering di kamar sendirian. Kalo waktu sendirian gini, aku suka menjelajahi isi kamar dan main game pastinya, njemur baju juga sih :D hehehe
Waktu makan siang, aku cuma bisa maakan lasagna dan puding, soalnya yang lain makanannya khas Iran banget sih >< ketika lagi makan, tiba-tiba ada anak remaja berwajah Arab duduk semeja denganku. Eh di ajak ngobrol lagi sama ibu, mau nggak mau aku ikut nimbrung. Dan aku akhirnya tahu kalo Hamasa (nama cewek itu) emang suka nongkrong di meja orang Indonesia, biasanya dia nyariin tante Deasy (tante-tante yang mukanya masih kayak anak-anak -_-). Berhubung tante Deasy lagi pergi, dia sekarang menyasar aku x) hehehe.
Sementara para ibu itu berbincang-bincang, kami juga asik berbincang saling mengenal dan sesekali bermain game di Galaxy Tab :D Sampai akhirnya aku capek dan memilih untuk naik ke atas. Ketika aku berada di depan lift, Hamasa juga berada disana (padahal seingaatku dia mau pergi ke tempat lain). Kemudian dia mengikutiku sampai depan kamar, sepertinya dia menduga aku akan pergi ke suatu tempat dengannya, kemudian aku jelaskan kalau aku mau istirahat dulu di kamar, kami bertukar nomer telpon. Aku berjanji akan mengabarinya kalau aku sedang berada di lobby.
"Mbak, Hamasa masih di lobby mondar-mandir sendirian itu," kata ibu yang baru saja turun ke lobby. Aku hanya manggut-manggut dengan dipenuhi rasa kasihan dan bersalah ><
Beberpa menit kemudian ibu harus turun lagi untuk ke sekian kalinya. Dan aku pun hanya sendiri, sampai akhirnya pintu kamarku diketuk, dan ketika kuintip, Hamasa sudah berdiri di depannya.
"your mom said I can go to your room.... Is it okay"
"sure, of course, come in :)"
Baru beberapa menit di kamar bersama Hamasa, ibu masuk dengan heboh.
"MBAK AYO SHOPPING!! cepetaaan!!"
"tunggu bentaaar, aku sholat dulu!"
Dan disinilah kami, menunggu jemputan dari pihak panitia bersama dengan ibu-ibu dari Filipin, temennya ibu. Hamasa tadinya sudah sangat senang karna kami ajak shopping bersama, sayang ibunya tidak mengijinkan :(
WOW! Panitia yang bertugas mengawal kami (berasa anak presiden men :p) menyupir dengan sangat 'brutal' >< Gila aja, masak tiap kali belok nggak pernah di rem, ckck. Tapi acara shopping tetap berjalan lancar dan terkendali. Komunikasinya bagaimana? Tenang, selama ada bahasa tubuh dan kalkulator, semuanya aman terkendali !! huehehehe
Pulang dari shopping, kami bertemu dengan ibu-ibu Indonesia yang juga lagi shopping di hotel, mereka lagi sibuk pilah-pilih karpet persia, hihihi. Selanjutnya kami menuju ke salah satu kamar ibu Indonesia dan bertemu dengan mbak Sifa (mahasiswa Indonesia di Tehran) dan terlibat perbincangan seru. Tapi, berhubung pulsaku lagi habis dan mau minta tolong mbak Sifa untuk di bantu beliin, aku harus mengambil amplop berisi data sim card iran ku yang di kamar (aku nggak hapal nomernya booo :p) Dan akupun ke kamar.
Ketika mau membuka pintu kamar, tiba-tiba aku di samperin seseorang,
"hello, where are you come from?"
" Indonesia,"
"oh, you are my guest, so, do you want to go to Masyhad tomorrow?"
"yes,"
"and what is your name,"
"Nurul, or you just search for Septi,"
"oh okay then," dia ngomong dengan muka tidak mengenakkan untuk dipandang, dan percakapan kami di akhiri dengan tepukan tangannya ke pipiku. KURANG AJAR :@ langsung aja aku masuk ke kamar, mengambil amplop dan lari ke tempat dimana ibu berada. Aku ceritakan semuanya tentang percakapan tadi, hiiih aku jijik banget sama orang itu :(
Untungnya malam ini berakhir dengan menyenangkan dan melelahkan. Waktunya bersia untuk berangkat ke masyhad besok :))
me and hamasa ;) |
Ibu dan masjid iran :) *lupa namanya* |
mbak sifa dan tante Dina dengan oleh-oleh dari ibu-ibu Indonesia untuk pak ketua tercinta XD |
Ketua panitia idaman para ibu (kiri yang nutup separo mukanya) dan panitia nggateli (paling kanan yang tiba-tiba ikut nimbrung) |
Monday, July 16, 2012
Iran : istana, bazar, mall, dan cewek-cewek Iran
Hari ketiga di Iran...
Hari ini nggak seperti biasanya, aku bisa bangun jam 6 :D soalnya rencana aku sama bude mau pergi ke Qom jam 6:30 :)) Tapi aku tunggu-tunggu sampe jam 6:15 kok nggak ada tanda-tanda mau berangkat dari bude, langsung aja aku keluar dan nongkrong di ruang tamunya bude, biar dapet info gitu deh :D
"Nes, kata pakde kita ke Qom nya besok aja, lagian besok pakde libur, jadi bisa di anter pakde pake mobil, kan bisa lebih cepet. Pakde juga udah pengen ke Qom tuh, hehe. Buat hari ini kita cari oleh-oleh aja," kata Bude.
Sesuai dengan pemberitahuan bude, hari ini kami fokus dalam mencari oleh-oleh :) Sebelum mencari oleh-oleh aku dan bude mau pergi ke istana dulu (eh ini mah nggak fokus cari oleh-oleh yah? :p), soalnya aku penasaran pengen lihat kamar tidur raja Iran, hohoho.
Kami ke istana menggunakan taxi (disini disebut darbas). Lumayan, bisa lihat-lihat negara Iran, biasanya kami lebih sering menggunakan MRT nya Iran, jadi di bawah tanah geto deh.
Sesampainya di istana, kami langsung membeli tiket masuk. Sengaja kami tidak membeli tiket masuk ke semua tempat di istana, karna pengalaman dari istana yang sebelumnnya (lihat disini). Mulailah kami memasuki ruangan pertama, which is ruangannya pangeran dan putrinya Iran, Laila Pahlavi dan kakak cowoknya (yang bunuh diri di luar negeri). Subhanallah, ruangannya luas banget dan indaaaah sekali. Ruangan putra mahkota bernuansa biru, sedangkan ruangannya Laila bernuansa pink. Selain dua kamar tersebut, masih ada ruang ganti raja dan ratu, lengkap dengan busanna mereka yang khas Iran (yang nggak sempet di bawa kabur :p).
Di Istana kami bertemu dengan orang Indonesia juga, yang ternyata lagi ikut workshop di Iran. Waktu tahu kami berasal dari negara yang sama dengan mereka, mereka malah tanya "loh, kok bisa disini?" pertanyaan yang aneh :p
Setelah puas melihat-lihat istana, kami mau sholat dulu sebelum melanjutkan perjalanan untuk mencari makan siang. Berhubung masjidnya jauh, jadi kami berinisiatif untuk sholat saja di bawah pohon :)) maklumi ya, udara yang panas karna sedang summer membuat kami gampang capek :))
Selesai sholat kami langsung menuju suatu lokasi untuk makan. Berhubung aku dan bude nggak cocok sama makanan Iran (terlebih aku), jadi kami memilih untuk makan ayam goreng di fast foodnya Iran. Waktu lagi pilih-pilih restaurant, ada anak kecil nyolek aku dan ngajak ngomong dalam bahasa farsi. Untung ada bude, jadi beliau lah yang melayani tuh anak. Usut punya di usut, ternyata doi nanyain kenapa aku pake payung padahal nggak hujan XD gubrak deh, wkwk. Jadi maluu *_*
Perut sudah kenyang, energi sudah terisi, sekarang waktunya cabuut cing! Langsung saja kami menuju ke salah satu mall di Tajris, dengan harapan bisa menemukan pesenan-pesenan dari para tante di Singapur. Sayangnya udah muter-muter kagak karuan tetep aja nggak dapet yang diinginkan. Karna di mall itu isinya malah barang-barang ber-merk, kayak Armani, Gucci, dsb. bukan souvenir khas iran :( Yasudahlah, kami menyerah dan langsung pulang saja
Perjalanan menuju ke MRT station di penuhi dengan toko-toko yang menjual pakaian dan makanan. Dan justru disitulah aku menemukan oleh-oleh yang pas buat yangti, ibu dan bapak :)) Alhamdulillah yah, paling tidak separo tugas sudah terselesaikan :D Aku membeli baju buat ibu dan yangti dan pigura yang berisi doa tolak bala, ayat kursi dan 4 'qul' untuk bapak, biar kagak diganggu setan XD
Sampe di MRT udah teler banget, untung di dalem kereta kita dapet tempat duduk, lumayan separo perjalanan bisa istirahat, maklum ini sudah memasuki peak hournya Iran, jadi mendapatkan tempat duduk adalah hal yang istimewa ^^
Beberapa menit kemudian kami sudah sampai di Emam khomeini station, waktunya kami turun untuk kemudian berganti kereta. Tapi...... kaum hawa iran yang berdesakan ini, seakan tidak menyisakan celah untuk aku dan bude keluar >< walhasil kami harus adu kekuatan dengan mereaka :o
"Disini tuh ya, cowoknya lemah lembut, sedangkan ceweknya maco-maco. Pas kayak gini lah sifat aslinya mereka baru keluar -_-" kata bude sambil senyam senyum kecut.
Oh bude, aku setuju sekali denganmu, buktinya sekarang badanku sakit semua, tasku hampir ketinggalan dan sepatuku hampir lepas :p untung aku nggak sampe trauma, hohoho. Setelah mengalami perjalanan yangcukup sangat melelahkan, akhirnya kami sampai di rumah dengan U-T-U-H, tanpa kurang secuilpun, kecuali tenaga :p hihihi
Sesampainya di istana, kami langsung membeli tiket masuk. Sengaja kami tidak membeli tiket masuk ke semua tempat di istana, karna pengalaman dari istana yang sebelumnnya (lihat disini). Mulailah kami memasuki ruangan pertama, which is ruangannya pangeran dan putrinya Iran, Laila Pahlavi dan kakak cowoknya (yang bunuh diri di luar negeri). Subhanallah, ruangannya luas banget dan indaaaah sekali. Ruangan putra mahkota bernuansa biru, sedangkan ruangannya Laila bernuansa pink. Selain dua kamar tersebut, masih ada ruang ganti raja dan ratu, lengkap dengan busanna mereka yang khas Iran (yang nggak sempet di bawa kabur :p).
Di Istana kami bertemu dengan orang Indonesia juga, yang ternyata lagi ikut workshop di Iran. Waktu tahu kami berasal dari negara yang sama dengan mereka, mereka malah tanya "loh, kok bisa disini?" pertanyaan yang aneh :p
Setelah puas melihat-lihat istana, kami mau sholat dulu sebelum melanjutkan perjalanan untuk mencari makan siang. Berhubung masjidnya jauh, jadi kami berinisiatif untuk sholat saja di bawah pohon :)) maklumi ya, udara yang panas karna sedang summer membuat kami gampang capek :))
Selesai sholat kami langsung menuju suatu lokasi untuk makan. Berhubung aku dan bude nggak cocok sama makanan Iran (terlebih aku), jadi kami memilih untuk makan ayam goreng di fast foodnya Iran. Waktu lagi pilih-pilih restaurant, ada anak kecil nyolek aku dan ngajak ngomong dalam bahasa farsi. Untung ada bude, jadi beliau lah yang melayani tuh anak. Usut punya di usut, ternyata doi nanyain kenapa aku pake payung padahal nggak hujan XD gubrak deh, wkwk. Jadi maluu *_*
Perut sudah kenyang, energi sudah terisi, sekarang waktunya cabuut cing! Langsung saja kami menuju ke salah satu mall di Tajris, dengan harapan bisa menemukan pesenan-pesenan dari para tante di Singapur. Sayangnya udah muter-muter kagak karuan tetep aja nggak dapet yang diinginkan. Karna di mall itu isinya malah barang-barang ber-merk, kayak Armani, Gucci, dsb. bukan souvenir khas iran :( Yasudahlah, kami menyerah dan langsung pulang saja
Perjalanan menuju ke MRT station di penuhi dengan toko-toko yang menjual pakaian dan makanan. Dan justru disitulah aku menemukan oleh-oleh yang pas buat yangti, ibu dan bapak :)) Alhamdulillah yah, paling tidak separo tugas sudah terselesaikan :D Aku membeli baju buat ibu dan yangti dan pigura yang berisi doa tolak bala, ayat kursi dan 4 'qul' untuk bapak, biar kagak diganggu setan XD
Sampe di MRT udah teler banget, untung di dalem kereta kita dapet tempat duduk, lumayan separo perjalanan bisa istirahat, maklum ini sudah memasuki peak hournya Iran, jadi mendapatkan tempat duduk adalah hal yang istimewa ^^
Beberapa menit kemudian kami sudah sampai di Emam khomeini station, waktunya kami turun untuk kemudian berganti kereta. Tapi...... kaum hawa iran yang berdesakan ini, seakan tidak menyisakan celah untuk aku dan bude keluar >< walhasil kami harus adu kekuatan dengan mereaka :o
"Disini tuh ya, cowoknya lemah lembut, sedangkan ceweknya maco-maco. Pas kayak gini lah sifat aslinya mereka baru keluar -_-" kata bude sambil senyam senyum kecut.
Oh bude, aku setuju sekali denganmu, buktinya sekarang badanku sakit semua, tasku hampir ketinggalan dan sepatuku hampir lepas :p untung aku nggak sampe trauma, hohoho. Setelah mengalami perjalanan yang
Kamar tidur pahlavi cilik *envyyy* |
kamar tidur pahlavi cilik putri *lebih envyyy* |
bajunya nyonya pahlavi *yang putih bagus :D* |
Subscribe to:
Posts (Atom)