Pernahkah kalian merasakan pegal yang luar biasa saat pertama kali mencoba untuk melakukan suatu aktifitas olahraga baru. Saya merasakannya di saat pertama kali mencoba berkuda (atau setelah lama tidak berkuda). Sehabis berkuda, kaki saya susah di tekuk dan rasanya sakit untuk digerakkan. Normalnya, jika begitu seseorang akan lebih memilih untuk istirahat dan melanjutkan olahraga saat sudah tidak sakit lagi kakinya. Tapi tahukah kamu, ternyata kalau kita memilih untuk berhenti sejenak, maka akan terasa pegal lagi saat naik berikutnya. Cara yang paling ampuh untuk menghilangkan rasa pegal adalah dengan terus melanjutkan berkuda hingga kaki menjadi terbiasa.
"Pegal-pegal" tersebut saya rasakan saat pertama kali melakukan meeting. Seperti yang saya ceritakan di artikel berikutnya, dua meeting saya berturut-turut bisa dibilang GATOT lah, atau gagal total. Disitu saya merasakan "pegal" luar biasa, ingin rasanya saya tidak ikut meeting, sehingga saya tidak perlu menyiapkan bahan-bahan yang memakan waktu lama (yang pastinya mengambil porsi besar waktu tidur saya :p). Tapi ternyata, pada hari Jum'at di minggu yang sama, saya diharuskan membuat presentasi lagi untuk meeting dengan CEO, hari Selasa minggu depan pun ada meeting yang lainnya lagi. Saya "dipaksa" untuk terus ber-"olahraga".
Apa yang terjadi pada meeting saya yang ketiga? Saya sudah mulai bisa luwes menyampaikan dan memainkan grafik-grafik serta mengolah berbagai data, tanpa bantuan dari mentor saya (karena harus berangkat sendirian, jadi apa daya... lagi-lagi saya "dipaksa" untuk mandiri, hehehe). Feedback yang saya dapatkan juga cukup bagus, bisalah buat bikin saya senyum seharian #eh.
Intinya, apapun aktifitas yang kamu kerjakan, pasti akan ada titik jenuh dimana kamu ingin menyerah saja. Capek, takut, enggan, berkumpul bersama menciptakan pegal-pegal yang luar biasa. Di saat itulah kamu harus lebih tough. Katakan pada dirimu, ini adalah fase yang memang harus kau jalani, hadapi dan menangkan! Gagal adalah di saat kamu memutuskan untuk menyerah. Selama kamu belum menyerah, maka masih ada kemungkinan untuk berhasil.
Semangat! Hidup terlalu singkat untuk mengeluh ;)
Saturday, February 21, 2015
Tuesday, February 17, 2015
Ah, tak apa
Banyak yang mengatakan aku aneh. Jangankan mereka, akupun merasa bahwa aku aneh, namun aku tak terlalu ambil pikir tentang itu. Toh aku nyaman.
Salah satu keanehan ku adalah, aku suka menganalisa diriku sendiri. Kapan aku merasa sedih, apa yang membuatku marah, kapan aku menangis, kenapa aku tertawa, dsb. Memang benar kalimat itu, tidak ada yang lebih mengetahui dirimu dibandingkan kamu.
Kejadian hari ini membuatku kembali ke 6 tahun silam, dimana aku menangis sesenggukan karena usahaku menjadi juara 2 dalam suatu lomba tak dihargai sama sekali. Yang ada dipikiran mahluk itu hanyalah juara 1. "Sekolah kita tak pantas menjadi juara 2," ujarnya. Huh, siapa dia, mengajariku pun tidak, beraninya dia mencelaku.
Setelahnya, memoriku berkelana menuju dua hari yang lalu. Aku tersenyum pahit, menahan butiran air mata yang siap jatuh kapan saja. Tubuhku bergetar, usahaku selama dua malam dihempaskan begitu saja, bagai mahakarya hina yang tak pantas dipertontonkan. Benar adanya,beberapa kebanyakan orang, tidak peduli seberapa besar usahamu, berapa malam kau habiskan tak tidur, berapa banyak buku dan artikel kau bolak-balik hanya untuk sebuah presentasi. Mereka tak peduli semua itu, yang mereka inginkan adalah hasil yang memuaskan. Inilah hidup. Pahit, namun harus kau jalani.
Hari ini, tiba-tiba aku sudah berdiri di pelukan sahabatku, menangis sejadi-jadinya. Entahlah, mungkin karena terlalu lelah aku tak lagi sanggup membendung air mataku. Genap sudah 3 malam aku tidur larut ditambah 1 malam tanpa tidur demi hari ini, demi sebuah presentasi yang bahkan tidak dilihat 1/5 nya. Presentasi yang membuahkan tatapan sinis mereka, mencibir setiap kesalahanku.
Ah, tak apa, terkadang kau butuh untuk menangis. Yang tidak boleh adalah ketika kau menangis dan kemudian menyerah. Perjalanan ini baru dimulai, kawan....
Salah satu keanehan ku adalah, aku suka menganalisa diriku sendiri. Kapan aku merasa sedih, apa yang membuatku marah, kapan aku menangis, kenapa aku tertawa, dsb. Memang benar kalimat itu, tidak ada yang lebih mengetahui dirimu dibandingkan kamu.
Kejadian hari ini membuatku kembali ke 6 tahun silam, dimana aku menangis sesenggukan karena usahaku menjadi juara 2 dalam suatu lomba tak dihargai sama sekali. Yang ada dipikiran mahluk itu hanyalah juara 1. "Sekolah kita tak pantas menjadi juara 2," ujarnya. Huh, siapa dia, mengajariku pun tidak, beraninya dia mencelaku.
Setelahnya, memoriku berkelana menuju dua hari yang lalu. Aku tersenyum pahit, menahan butiran air mata yang siap jatuh kapan saja. Tubuhku bergetar, usahaku selama dua malam dihempaskan begitu saja, bagai mahakarya hina yang tak pantas dipertontonkan. Benar adanya,
Hari ini, tiba-tiba aku sudah berdiri di pelukan sahabatku, menangis sejadi-jadinya. Entahlah, mungkin karena terlalu lelah aku tak lagi sanggup membendung air mataku. Genap sudah 3 malam aku tidur larut ditambah 1 malam tanpa tidur demi hari ini, demi sebuah presentasi yang bahkan tidak dilihat 1/5 nya. Presentasi yang membuahkan tatapan sinis mereka, mencibir setiap kesalahanku.
Ah, tak apa, terkadang kau butuh untuk menangis. Yang tidak boleh adalah ketika kau menangis dan kemudian menyerah. Perjalanan ini baru dimulai, kawan....
Subscribe to:
Posts (Atom)