"Pensiun," sebuah kata yang rasanya tidak
mungkin terpikirkan oleh kita para remaja. Jangankan remaja, kakak-kakak yang
sudah berumur 20-30 tahunan saja terkadang masih belum memikirkannya. Hal itu
terjadi karena kata "pensiun" sering dikaitkan erat dengan kata "tua."
Di Indonesia sendiri, seseorang akan mulai memasuki masa pensiun rata-rata pada
umur 55-65 tahun. Selain yang pensiun karena sudah masanya, ada juga istilah
"pensiun dini" yang para pelakunya masih tetap aktif menjalankan
berbagai kegiatan, namun tujuannya sudah bukan karena uang lagi. Kegiatan yang
dilakukan biasanya bisa untuk menikmati hidup, mengabdi pada sesama (seperti mengikuti
kegiatan sosial), fokus untuk ibadah, dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat
menambah kualitas hidup seseorang. Pensiun dini biasanya dilakukan oleh
mereka yang telah mencapai tahap "kemerdekaan finansial," atau suatu
kondisi dimana seseorang sudah terbebas dari masalah keuangan. Keadaan lainnya adalah ketika seseorang memutuskan untuk berhenti bekerja menjadi pegawai dan beralih profesi mengerjakan sesuatu yang menjadi passionnya (dan tetap menghasilkan uang).
Usia pensiun saja masih jauh, kenapa kita harus repot
memikirkannya dari sekarang? Eh, jangan salah guys, di era yang serba canggih
seperti sekarang ini, kita harus bepikir selangkah lebih maju dari yang lain.
Seperti kata pepatah, bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian, lebih
baik kita pusing memikirkan tentang pensiun sekarang, ketimbang nanti sudah
mepet, atau malah sudah terlanjur pensiun, kita baru sadar bahwa dana yang kita
punya kurang dari yang kita butuhkan.
Eyalah, Nes.. Nes.. kerja aja belum kok sudah pusing
memikirkan pensiun? Temen-temen, masa pensiun itu pasti akan dialami oleh setiap
orang, lebih baik jika kita kelak bisa menghadapinya dalam keadaan siap kan?
Siapa tahu kita juga bisa membantu orang dewasa di sekitar kita agar ikut bersiap
untuk menyongsong masa pensiun idaman. Tenang saja, rejeki sudah diatur semua
oleh Allah swt, tugas kita di dunia hanya berikhtiar semaksimal mungkin untuk
mendapatkannya.
Untuk mendapatkan masa pensiun yang diidamkan, seseorang
harus mulai melatih pola hidup mereka. Karena pola hidup di masa sekarang akan
berimbas ke masa pensiun kelak, jadi sedini mungkin kita sudah harus terbiasa
menyisihkan dana untuk ditabung. Usahakan dana tabungan terus bertambah seiring
dengan berjalannya waktu. Selain ditabung, dana tersebut bisa juga
diinvestasikan ke pasar modal seperti di masukkan ke reksadana, saham, atau
bahkan kita gunakan untuk berdagang.
Selain melatih pola hidup, kita juga harus memperkirakan,
apa saja sih yang akan kita butuhkan di masa pensiun kelak. Disamping hal-hal
yang wajib seperti tagihan listrik, air, dan telepon, pajak, dan kebutuhan
dapur, mungkin ingin dianggarkan dana untuk aktifitas hobi, merenovasi rumah,
atau shopping. Coba cari tahu melalui papa atau mama tentang seberapa besar
biaya-biaya tersebut biasanya, kemudian masukkan semua kedalam list. Jangan
lupa, dengan adanya inflasi, maka biaya-biaya tersebut akan semakin besar
angkanya di saat kita pensiun kelak. Data terakhir dari Bank Indonesia, inflasi
di Indonesia pada bulan Maret 2014 mencapai 7.32%.
Nah sekarang temen-temen sudah punya angka pengeluaran
bulanannya, kemudian kalikan 12 agar menjadi dana pengeluaran tahunan, baru
terakhir dikalikan dengan biaya inflasi, maka akan didapatkan besaran angka
dana pensiun kita kelak. Memang, semakin lama jarak masa pensiun dengan masa kita
sekarang, maka akan semakin besar angkanya. Tapi coba kita perhatikan
baik-baik, ketika kita turunkan menjadi dana yang harus kita tabung
per-bulannya dari sekarang, maka angkanya jadi semakin sedikit.
Nah, setelah kita paham pentingnya merencanakan dana
pensiun, yuk jangan diabaikan lagi. Persiapkan sebaik-baiknya hingga kita yakin
bahwa kelak kita dapat menyambutnya dengan senyuman. Siapa tahu ada yang
berencana seperti saya yang ingin mempunyai usaha sendiri dan kelak bisa
pensiun di usia muda, yuk di share di kolom komentar!
( calon) Family Financial Planner,
Enes
Kusuma
http://bit.ly/BNI_Simponi